Direktur Eksekutif The Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad memprediksi sektor usaha akan mengalami perlambatan apabila Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) memutuskan menaikkan suku bunga acuan untuk kesekian kali.

“Kalau dampak secara langsung dari naiknya suku bunga The Fed ya, Indonesia biasanya naikin suku bunga BI, nah suku bunga BI biasanya akan berdampak pada suku bunga pinjaman. Ini tentu nantinya akan berdampak ke masyarakat, sehingga suku bunga banking, suku bunga pinjaman akan semakin mahal, dan itu akan memperlambat sektor usaha untuk ekspansi karena pinjaman semakin mahal,” kata Tauhid di Jakarta, Rabu.

The Fed diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunga pada level 25 basis poin (bps), sebagai salah satu pilihan solusi AS yang terancam gagal bayar utang.

AS mencapai batas utang 31,4 triliun dolar atau setara Rp462.113 triliun pada Januari. Departemen Keuangan AS telah menggunakan uang tunai serta "tindakan luar biasa" untuk memenuhi kewajiban sejak saat itu.

Hal itu membuat para investor cemas tentang wacana kebijakankenaikan suku bunga dari The Fed. 

 

Pewarta: Bayu Saputra

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023