Purwakarta (Antara Megapolitan) - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyampaikan konsep pembangunan berlandaskan lingkungan dan karakter wilayahnya kepada perwakilan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) seluruh Indonesia.

"Harus ada keberanian dalam melakukan pembangunan," katanya disela menjadi narasumber "Forum City Planning, Sharing and Training" Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional yang dihadiri perwakilan Bappeda seluruh Indonesia, di Cikarang, Bekasi, Selasa.

Dalam forum yang digagas Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) tersebut, Dedi membeberkan konsep pembangunan yang telah dilakukan selama dua periode kepemimpinannya di Purwakarta.

Selain pembangunan infrastruktur, disampaikan pula konsep membangun sistem pengelolaan APBD yang mudah diserap karena tepat sasaran hingga Program Pendidikan Berkarakter kini sudah berjalan di seluruh sekolah di Purwakarta.

Mengenai APBD, bupati mengaku nekad dalam pengelolaannya. Sebab APBD Purwakarta merupakan APBD terkecil di Jawa Barat. Tetapi meski APBD kecil, ia mengaku berhasil menyelesaikan seluruh rencana pembangunan yang telah dicanangkan.

Dengan APBD kecil, Purwakarta mampu membuka akses jalan sepanjang 67 kilometer lengkap dengan elektrifikasi seluruh warga di sekitar Waduk Jatiluhur dan Cirata yang sudah lama terisolasi.

"Soal kebijakan anggaran, saya teliti dulu mana yang termasuk prioritas dan mana yang bukan. Terlebih, kecenderungan birokrat di Indonesia ini selalu `copy paste` dalam menyusun anggaran. Jadi harus diteliti terlebih dahulu," ujarnya.

Dedi mengaku terinspirasi Ibunya sendiri dalam pengelolaan keuangan daerah. Ibunya memiliki sembilan anak, tetapi mampu mencukupi kebutuhan seluruh anaknya hingga semuanya kini bergelar sarjana.

"Kebutuhan keluarga dipikul oleh Ibu saya, yang bahkan tidak bisa baca tulis. Tanpa menjual sejengkal tanah keluarga, saya dan saudara saya semuanya sarjana," kata dia.

Pada kesempatan itu, ia mengingatkan kalau pembangunan fisik infrastruktur tidak akan berarti apapun tanpa pembangunan mental masyarakat.

Untuk membangun mental tersebut, ia mencanangkan konsep Pendidikan Berkarakter yang disesuaikan pada bakat dan minat pelajar di sekolah.

"Konsep pendidikan kita sudah waktunya didasarkan pada pendidikan aplikatif, maka saya larang guru memberikan PR (pekerjaan rumah) bersifat akademik. PR-nya harus aplikatif. Anak-anak kita harus belajar menuangkan kreatifitasnya sehingga mereka produktif," katanya.

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016