Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Jumat, meningkat di tengah pelambatan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS).

Rupiah pada Jumat ditutup naik 33 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp14.674 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.707 per dolar AS.

"Rupiah masih menguat terhadap dolar AS karena ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS di akhir tahun," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

Pertumbuhan ekonomi AS menurun secara signifikan pada kuartal pertama 2023, di tengah pukulan ganda dari kenaikan suku bunga dan inflasi terburuk dalam beberapa dekade.

Produk domestik bruto (PDB) AS, yang mengukur semua barang dan jasa yang diproduksi, naik 1,1 persen secara tahunan dalam tiga bulan pertama di Amerika Serikat, menurut data yang dirilis oleh Departemen Perdagangan pada Kamis (27/4/2023).

Jumlah itu jauh lebih rendah dari pertumbuhan 2,6 persen pada kuartal keempat 2022. Itu juga kurang dari pertumbuhan 2 persen yang diprediksi oleh para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.

Ariston menuturkan data PDB AS kuartal pertama 2023 tersebut menunjukkan penurunan pertumbuhan ekonomi AS yang bisa memberikan alasan bagi bank sentral AS untuk melonggarkan program pengetatan moneternya meskipun tingkat inflasi AS masih jauh di atas level target 2 persen.

Komite Pasar Terbuka Federal memiliki kemungkinan sekitar 87 persen untuk menaikkan suku bunga dana federal sebesar 25 basis poin lagi dalam pertemuan kebijakan moneter berikutnya pada awal Mei, menurut data dari CME FedWatch Tool pada Kamis (27/4/2023) sore.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.694 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.633 per dolar AS hingga Rp14.695 per dolar AS.


 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023