Pemkab Cianjur, Jawa Barat, meminta warga korban gempa Cianjur, untuk menggunakan jasa pihak ketiga atau aplikator dalam membangun kembali rumahnya supaya cepat selesai dengan cepat sehingga mereka dapat kembali ke rumah dibandingkan membangun mandiri.

Bupati Cianjur, Herman Suherman di Cianjur, Kamis, mengatakan warga yang membangun rumah kembali secara mandiri dibandingkan dengan pihak ketiga dinilai membutuhkan waktu cukup lama, ditambah harga material dan tukang cukup tinggi.

"Kalau melihat penerima bantuan seimbang antara membangun secara mandiri dengan melalui aplikator, namun lebih cepat aplikator yang membangun rumah kembali dengan konstruksi tahan gempa, sehingga saya minta warga manfaatkan jasa aplikator," katanya.

Baca juga: Anggota DPR kunjungi korban gempa Cianjur yang tinggal di tenda pengungsian
Baca juga: PMI bangun ratusan hunian sementara bagi korban gempa di Cianjur

Namun,warga harus jeli dalam memilih jasa pihak ketiga atau aplikator dalam membangun kembali rumahnya karena banyak aplikator nakal yang bermain di Cianjur, sehingga pihaknya meminta pemerintah pusat atau kementerian terkait untuk mencoret aplikator tersebut.

Tidak hanya jasa aplikator, tutur Bupati Cianjur, warga penyintas gempa dapat menggunakan jasa TNI dalam pembangunan rumah, sehingga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan dan tinggal menerima kunci setelah selesai dibangun.

"Silahkan kalau mau cepat gunakan jasa aplikator yang benar atau TNI yang sudah siap membangunkan rumah untuk warga dengan target waktu cepat. Namun, kami tidak melarang kalau warga ingin membangun secara mandiri tetap membuat laporan progres pembangunan," katanya.

Baca juga: IPB kenalkan PENA perhitungan nilai kerugian dan kerusakan pertanian akibat gempa Cianjur

Sementara penyintas gempa di sejumlah desa di Kecamatan Cugenang, masih bertahan di tenda dan hunian darurat, berharap dapat segera mencairkan bantuan dari pemerintah untuk membangun kembali rumahnya.

Karena hingga saat ini mereka baru menerima buku tabungan, namun belum mendapat kepastian kapan dapat mencairkan bantuan. Sejak enam bulan setelah gempa hingga merayakan lebaran masih di dalam tenda dan hunian darurat karena tidak dapat berbuat banyak.

"Kalau Lebaran kami masih di tenda darurat, namun kami berharap dapat berhari raya kurban di dalam rumah bukan lagi di tenda atau hunian darurat," kata penyintas gempa di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Ahmad Rofiq.*

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023