Sukabumi (Antara Megapolitan) - Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan (DP2KP) Kota Sukabumi, Jawa Barat, mewaspadai hewan kurban yang berasal dari luar daerah untuk antisipasi penyebaran virus antraks.

"Kewaspadaan ini tak terlepas adanya daerah yang berbatasan dengan Kota Sukabumi yang merupakan endemik antraks seperti Bogor, Purwakarta, dan Depok," kata Sekretaris DP2KP Kota Sukabumi Ate Rahmat di Sukabumi, Kamis.

Menurutnya, mendekati Idul Adha 1437 H ini, banyak hewan kurban seperti kambing, domba, kerbau, dan sapi yang dijajakan pedagang musiman. Bahkan banyak hewan kurban yang didatangkan dari luar Kota Sukabumi sehingga rawan penyebaran antraks.

Maka dari itu, jika tidak waspada bisa saja penyakit ini muncul, sehingga pihaknya memperketat pemeriksaan hewan kurban/ternak yang masuk dari luar daerah dan tidak hanya dilakukan mendekati Idul Adha saja.

Selain itu, lalu lintas hewan kurban yang tinggi ini diperlukan pemeriksaan yang intensif, sehingga ternak yang akan dikurbankan nantinya benar-benar layak dikonsumsi dan sehat bagi manusia.

"Dalam pemeriksaan ini kami tidak hanya memeriksa kelayakan konsumsi saja, tetapi dari segi usia dan syariat Islam juga harus terpenuhi," tambahnya.

Ate mengatakan hewan kurban yang layak jual nantinya akan diberikan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dan kalung yang menandakan hewan tersebut benar-benar layak.

Di sisi lain, mendekati Idul Adha hewan kurban yang dijual di Kota Sukabumi bisa mencapai 2 ribu ekor. Sementara untuk kebutuhan sapi diperkirakan mencapai 870 ekor, domba sebanyak 950 ekor dan kambing sekitar 120 ekor.

"Kami prediksi pada tahun ini akan ada penambahan jumlah hewan yang dikurbankan yakni sekitar 10 persen di bandingkan 2015. Pada tahun lalu sapi yang dikurbankan 834 ekor, domba 1.346 ekor, kambing 230 ekor dan kerbau 3 ekor," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016