Sepuluh Relawan SiapBergerak yang melibatkan relawan cilik diantaranya Mafaza Suryaalifa (4 tahun); Khairu Radhika (7 tahun); Gianira Aryama (10 tahun); Putie Hikari (14 tahun) berbagi rejeki dengan membagikan paket sembako berisi beras, minyak goreng, gula, kopi, mie instan hingga snacks. 
 
"Relawan terbagi atas berbagai peran yaitu sebagai relawan pengepak sembako, relawan distribusi hingga relawan supir mobil box pengangkut paket," ujar Koordinator aksi Yayasan Indonesia Siap Bergerak Rienzy Kholifatur di pemukiman pemulung Bantargebang Bekasi, Kamis.

Berbagai studi menunjukkan bahwa ketika seseorang terbiasa menyisihkan waktu dan tenaganya untuk membantu orang lain, maka orang tersebut akan memiliki kepuasan hidup yang tinggi, jauh dari gangguan stress, memiliki kesehatan hidup yang kuat, yang ditandai dengan hubungan yang positif dengan orang lain serta pertumbuhan kehidupan yang baik (Morrow-Howell et al., 2003; McMunn et al., 2009; Choi and Kim, 2011; Wuthnow, 1991; Musick and Wilson, 2003; Geng et al; 2022). 

Oleh karenanya, SiapBergerak ingin menjadikan bulan Ramadhan sebagai arena melatih hadirnya jiwa empati anak-anak muda, mengingat belakangan ini kita sering mendengar aksi-aksi kurang terpuji dan kekerasan dari mereka. 

"SiapBergerak pun mengajak serta anak-anak untuk melakukan aktivitas kemanusiaan sedini mungkin, dengan kontribusi apapun, termasuk membungkus paket. 
Tidak hanya itu, dengan hadir bersama warga yang membutuhkan, diharapkan tumbuh kasih sayang mereka kepada sesama, sekaligus belajar bersyukur atas kehidupan mereka masing-masing," tambah Devie Rahmawati, manajemen SiapBergerak.

"Saya pikir baiknya lebih banyak anak-anak yang datang ke Bantargebang kalau ada kegiatan sekolah, bukan hanya ke museum atau tempat rekreasi. Saya kaget liat gunung sampah, tapi juga khawatir dengan penduduk yang tinggal di sini. Saya sedih memikirkan kesehatan mereka," seru Putie Hikari, relawan cilik kelas 2 SMP Nassa School.

"Kami memilih lokasi “Gunung Sampah” Bantargebang dengan tujuan untuk mengingatkan anak-anak akan dampak dari sampah, yang tiap hari mereka juga produksi. Kami juga membagikan pengetahuan sederhana kepada anak – anak untuk peduli lingkungan, semisal makanan yang diambil secukupnya lalu dihabiskan, mengingat 40 persen lebih sampah berasal dari sisa makanan," kata Mila Viendyasari, Peneliti Lingkungan dan Ketua Yayasan Indonesia Siap Bergerak.

"Kesadaran ini penting dibangun sejak dini, mengingat selama bulan Ramadhan ini kita sudah merasakan cuaca yang jauh lebih panas dari biasanya, yang diakibatkan salah satunya dampak dari polusi sampah yang juga berkontribusi mendorong perubahan iklim," tutupnya

Pewarta: Pewarta ANTARA

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023