Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bahwa Pulau Buru, di Kabupaten Buru, Provinsi Maluku dipilih sebagai lokasi pengembangan kegiatan sertifikasi Marine Stewardship Council (MSC) karena memang memiliki beberapa keunggulan.

"Pertama dari sisi stok sumber daya ikan, khususnya ikan tuna itu masih dalam level yang sangat baik, artinya belum dalam kondisi tekanan penangkapan," kata Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan KKP Dr Ridwan Mulyana melalui taklimat media yang diterima di Bogor, Rabu.

Pernyataan itu disampaikan Ridwan Mulyana melalui kanal televisi streaming yang dimilikinya, Neptune TV, yang menayangkan film dokumenter berjudul "Tuna Pulau Buru" berisi proses sertifikasi dari MSC bagi para nelayan ikan tuna di Pulau Buru, Provinsi Maluku.

Baca juga: MSC: Stok tuna terpenting dunia yang ada di WCPO hadapi risiko keberlanjutan

Film itu menceritakan tentang manfaat dan nilai lebih produk hasil ikan tangkapan dari para nelayan ikan tuna di Pulau Buru yang mampu menembus pasar ekspor ke berbagai negara seperti Jepang dan negara-negara di kawasan Eropa dan Amerika

MSC adalah organisasi nirlaba internasional yang berfokus pada perikanan berkelanjutan dan melindungi pasokan makanan laut untuk masa depan dan peduli dengan kesehatan lautan dunia dengan menghargai dan mengakui praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan.

Keunggulan kedua, menurut Ridwan Mulyana, penangkapan ikan tuna yang dilakukan masyarakat Pulau Buru, memang dikenal dengan penangkapan ikan yang baik, ramah lingkungan.

Baca juga: Nelayan Pulau Buru Umar Papalia terpilih dalam kampanye IYAFA FAO 2022

Sedangkan ketiga, tidak ada dampak negatif dari perikanan tuna di sana terhadap lingkungan atau sumber daya alam, karena memang nelayan Pulau Buru melaksanakan penangkapan ikan tuna itu secara tradisional.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Buru, Ufairah Thahir mengatakan bahwa Pulau Buru memiliki potensi perikanan yang cukup besar karena berada di dua WPP (Wilayah Pengelolaan Perikanan) yakni di WPP di 714 dan 715, dengan produksi perikanan tangkap sebesar 11.090 ton dari potensi sekitar 13 ribu ton, dan ikan tuna merupakan jenis ikan tangkap unggulan di Pulau Buru.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri KKP Nomor 18/Permen-KP/2014, Indonesia dibagi enjadi 11 WPP, yakni WPP 571, 572, 573, 711, 712, 713, 714, 715, 716, 717, dan 718.

Baca juga: Indonesia promosikan ikan tuna berekolabel MSC di "Expo Asia"

Ia menyebutkan sejak 2014 hingga akhir 2022, sudah ada 146 nelayan di Pulau Buru yang mendapat sertifikat MSC.

"Kami membangun kerja sama dan memantau secara intensif pengembangan pascatangkap dari nelayan-nelayan yang sudah memiliki sertifikat, dukungan utama yang kami berikan sudah tentu sarana dan prasarana, agar mempertahankan kualitas, pada grade tertinggi," kata Ufairah.

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023