Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mencatat total kerugian akibat bencana di Kota Sukabumi, Jabar pada triwulan pertama 2023 atau dari Januari-Maret mencapai Rp2,16 miliar.

"Total kerugian tersebut berasal dari hasil rekapitulasi dampak kerusakan, baik rumah, fasilitas umum maupun keagamaan," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami di Sukabumi pada Sabtu, (8/4).
 
Menurut Zulkarnain, kerugian paling terbesar berasal dari bencana tanah longsor, yakni mencapai Rp1,45 miliar. Adapun rinciannya untuk bencana angin topan/puting beliung kerugiannya Rp5 juta.
 
Baca juga: Banjir landa Kelurahan Limusnunggal di Kota Sukabumi
 
Kemudian, kerugian akibat banjir Rp98,3 juta, kerugian akibat cuaca ekstrem Rp335,6 juta dan kebakaran pemukiman Rp271 juta. Total kerugian itu berasal dari 42 kejadian bencana dengan rincian pada Januari terjadi satu kejadian bencana, yakni tanah longsor.
 
Kemudian pada Februari terjadi 16 kejadian bencana, yakni tiga kejadian angin topan, banjir satu kejadian dan cuaca ekstrem, kebakaran serta tanah longsor masing-masing empat kejadian.
 
Selanjutnya, pada Maret terjadi 25 kejadian bencana dengan rincian empat kejadian banjir, delapan kejadian cuaca ekstrem, kebakaran dua kejadian dan tanah longsor 11 kejadian.

Baca juga: BPBD Kota Sukabumi gandeng linmas untuk laksanakan mitigasi bencana

Sementara jumlah rumah yang rusak totalnya mencapai 31 unit dan warga yang terdampak 42 jiwa dua diantara mengalami luka ringan dan korban jiwa nihil.
 
 Zulkarnain mengatakan meskipun pada April ini tidak ada kejadian bencana, pihaknya mengimbau kepada warga untuk tetap waspada, karena potensi terjadinya bencana hidrometeorologi masih cukup tinggi.

Ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas yang bisa memicu terjadinya bencana.

Baca juga: Longsor dan angin kencang dominasi bencana di Kabupaten Sukabumi sepanjang Februari
 
Warga juga diminta untuk secara rutin bergotong-royong membersihkan sampah yang menyumbat saluran air serta selalu memeriksa jaringan listrik antisipasi terjadinya korsleting listrik yang bisa memicu bencana kebakaran.
 
Bencana tidak bisa diprediksi waktu dan lokasi terjadinya, oleh karena itu, alangkah baiknya masyarakat untuk melakukan pencegahan dan selalu waspada guna meminimalisasi dampaknya.

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023