Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyatakan sebanyak 117 orang diduga keracunan makanan usai mengikuti acara pengajian di Pondok Pesantren Sirojul Falah, Desa Pangradin, Kecamatan Jasinga, Senin (13/3) malam.
"Ada 117 orang keracunan. Rawat inapnya nambah dua orang, jadi total ada 43 orang dirawat di Puskesmas Jasinga," kata Kepala Dinkes Kabupaten Bogor, drg Mike Kaltarina, MARS, saat meninjau penanganan keracunan di Puskesmas Jasinga, Selasa.
Ia menjelaskan, jumlah orang yang mengalami gejala keracunan itu terus bertambah dari Senin malam hingga Selasa (14/3) sore.
Baca juga: 55 siswa SMP dan SMA di Bogor alami keracunan makanan
Untuk itu, Dinkes Kabupaten Bogor pun membuka posko pelayanan di Kantor Desa Pangradin.
Namun, katanya, Dinkes Kabupaten Bogor belum menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) karena penyebab keracunan terhadap ratusan orang di Desa Pangradin belum diketahui secara pasti.
"Ini statusnya KLB terduga, karena hasil laboratoriumnya belum, karena kejadiannya lebih dari standarnya, lebih dari dua (orang)," katanya.
Baca juga: Dinkes Bogor uji lab contoh makanan diduga penyebab keracunan masal
Dinkes Kabupaten Bogor, kata dia, sudah mengirim sample makanan yang dikonsumsi dalam acara pengajian ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) milik Kementerian Kesehatan untuk mengetahui kandungan yang ada pada makanan tersebut.
"Langkah selanjutnya, sampel makanannya itu dibawa ke laboratorium BBTKLPP, tim kita juga dari Dinkes turun juga ke lokasi yang kemarin digunakan Rajaban (pengajian)," kata Mike Kaltarina.
Sementara, Kepala Puskesmas Jasinga, dr Noor Alya menjelaskan bahwa rata-rata masyarakat yang keracunan menhalami gejala muntah, demam, diare, dan kepala pusing. Mereka mulai berdatangan ke puskesmas pukul 19.00 WIB.
Baca juga: 85 warga Bogor diduga keracunan makanan
"Di lapangan juga ada yang pantau sampai pendataan dan sample makanan kami kumpulkan dibawa ke Dinkes seperti sate, telur bumbu balado, pepes ikan, untuk sop sudah pada habis," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Ada 117 orang keracunan. Rawat inapnya nambah dua orang, jadi total ada 43 orang dirawat di Puskesmas Jasinga," kata Kepala Dinkes Kabupaten Bogor, drg Mike Kaltarina, MARS, saat meninjau penanganan keracunan di Puskesmas Jasinga, Selasa.
Ia menjelaskan, jumlah orang yang mengalami gejala keracunan itu terus bertambah dari Senin malam hingga Selasa (14/3) sore.
Baca juga: 55 siswa SMP dan SMA di Bogor alami keracunan makanan
Untuk itu, Dinkes Kabupaten Bogor pun membuka posko pelayanan di Kantor Desa Pangradin.
Namun, katanya, Dinkes Kabupaten Bogor belum menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) karena penyebab keracunan terhadap ratusan orang di Desa Pangradin belum diketahui secara pasti.
"Ini statusnya KLB terduga, karena hasil laboratoriumnya belum, karena kejadiannya lebih dari standarnya, lebih dari dua (orang)," katanya.
Baca juga: Dinkes Bogor uji lab contoh makanan diduga penyebab keracunan masal
Dinkes Kabupaten Bogor, kata dia, sudah mengirim sample makanan yang dikonsumsi dalam acara pengajian ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) milik Kementerian Kesehatan untuk mengetahui kandungan yang ada pada makanan tersebut.
"Langkah selanjutnya, sampel makanannya itu dibawa ke laboratorium BBTKLPP, tim kita juga dari Dinkes turun juga ke lokasi yang kemarin digunakan Rajaban (pengajian)," kata Mike Kaltarina.
Sementara, Kepala Puskesmas Jasinga, dr Noor Alya menjelaskan bahwa rata-rata masyarakat yang keracunan menhalami gejala muntah, demam, diare, dan kepala pusing. Mereka mulai berdatangan ke puskesmas pukul 19.00 WIB.
Baca juga: 85 warga Bogor diduga keracunan makanan
"Di lapangan juga ada yang pantau sampai pendataan dan sample makanan kami kumpulkan dibawa ke Dinkes seperti sate, telur bumbu balado, pepes ikan, untuk sop sudah pada habis," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023