Ketua Panitia Olimpiade Paris Tony Estanguet angkat bicara soal pranata tiket untuk Olimpiade 2024, menyebut penjualan tahap pertama "sukses" meskipun ada keluhan tentang harga yang tinggi.
Sekira 3,25 juta tiket telah terjual selama sebulan terakhir atau sekitar sepertiga dari total, tetapi pengumuman tersebut dibayangi oleh kritikan terhadap harga.
"Fase pertama ini sukses, bahkan itu terjadi ketika kami memahami kritik dan frustrasi beberapa orang yang tidak puas," kata Estanguet seperti disiarkan AFP, Jumat.
Dia mengatakan strategi menawarkan kursi dalam jumlah terbatas satu juta dengan harga 24 euro (sekitar Rp387 ribu), dan dalam jumlah lebih banyak dalam kategori menengah dengan harga sekitar 100 euro (sekitar Rp1,6 juta).
Survei yang diterbitkan pada akhir pekan lalu menemukan bahwa sekitar empat dari lima orang Prancis menganggap harga tiket tersebut terlalu mahal.
Bagian dari masalah pada fase pertama adalah bahwa penggemar diwajibkan untuk membeli tiket untuk setidaknya tiga cabang olahraga yang berbeda, yang sering kali membuat total yang harus dibayar sebesar 300 euro (sekitar Rp4,9 juta) atau lebih per orang, atau lebih dari 1.000 euro untuk satu keluarga beranggotakan empat orang.
Fase kedua, dengan penjualan mulai 11 Mei akan memungkinkan pembeli untuk membeli tiket satuan, termasuk beberapa acara penting seperti upacara pembukaan dan final atletik.
"Fase kedua ini akan menjadi kesempatan luar biasa bagi orang-orang untuk membeli pengalaman yang mungkin sekali seumur hidup," ujar Estanguet, peraih tiga medali emas Olimpiade.
Namun, harga tiket sepertinya tidak akan meredakan kritik.
Final atletik akan dimulai dari 125 euro (sekitar Rp2 juta) hingga 980 euro (sekitar Rp16 juta). Final voli pantai akan menelan biaya minimal 100 euro, sedangkan final bola basket berkisar 90 hingga 980 euro.
Sebanyak 70.000 kursi akan dijual untuk upacara pembukaan yang sangat ambisius, yang akan menampilkan delegasi olahraga berlayar menyusuri sungai Seine dalam perayaan terbuka di jantung kota Paris.
"Itu akan mahal karena unik. Ini akan sangat spektakuler di kota ikonik ini," kata Estanguet.
Tiket, yang dijual dengan harga tertinggi 2.700 euro (sekitar Rp44,3 juta), akan diperuntukkan bagi kursi di tepi sungai, menawarkan pemandangan yang tidak terbatas.
Sementara itu, 400.000-500.000 tiket masuk gratis lainnya akan diberikan kepada orang-orang yang ingin menyaksikan upacara.
Penyelenggara Olimpiade Paris mengatakan bahwa harga yang mereka tawarkan sejalan dengan Olimpiade London 2012 setelah inflasi diperhitungkan.
Tokyo 2020 lebih mahal, meskipun penonton akhirnya dilarang hadir karena pembatasan COVID-19, sedangkan edisi 2016 di Rio de Janeiro lebih murah, menurut analisis mereka.
Penggemar olahraga yang berharap mendapatkan salah satu dari 1,5 juta tiket yang dijual pada fase kedua harus mendaftarkan diri ke pranata lotre pada 15 Maret-20 April.
Pemerintah Prancis telah menugaskan penyelenggara Olimpiade Paris untuk memastikan bahwa pertandingan dibiayai sendiri, membuat kesepakatan dengan sponsor swasta dan tiket menjadi sumber pendapatan utama.
"Itu adalah kunci bagi kami untuk mengoptimalkan program penjualan tiket ini. Di sisi lain kami juga ingin dan memiliki banyak ambisi dalam hal memiliki stadion dengan penonton penuh dan suasana yang fantastis," ujar Estanguet.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ketua Panitia Olimpiade Paris komentari kritikan mahalnya harga tiket
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Sekira 3,25 juta tiket telah terjual selama sebulan terakhir atau sekitar sepertiga dari total, tetapi pengumuman tersebut dibayangi oleh kritikan terhadap harga.
"Fase pertama ini sukses, bahkan itu terjadi ketika kami memahami kritik dan frustrasi beberapa orang yang tidak puas," kata Estanguet seperti disiarkan AFP, Jumat.
Dia mengatakan strategi menawarkan kursi dalam jumlah terbatas satu juta dengan harga 24 euro (sekitar Rp387 ribu), dan dalam jumlah lebih banyak dalam kategori menengah dengan harga sekitar 100 euro (sekitar Rp1,6 juta).
Survei yang diterbitkan pada akhir pekan lalu menemukan bahwa sekitar empat dari lima orang Prancis menganggap harga tiket tersebut terlalu mahal.
Bagian dari masalah pada fase pertama adalah bahwa penggemar diwajibkan untuk membeli tiket untuk setidaknya tiga cabang olahraga yang berbeda, yang sering kali membuat total yang harus dibayar sebesar 300 euro (sekitar Rp4,9 juta) atau lebih per orang, atau lebih dari 1.000 euro untuk satu keluarga beranggotakan empat orang.
Fase kedua, dengan penjualan mulai 11 Mei akan memungkinkan pembeli untuk membeli tiket satuan, termasuk beberapa acara penting seperti upacara pembukaan dan final atletik.
"Fase kedua ini akan menjadi kesempatan luar biasa bagi orang-orang untuk membeli pengalaman yang mungkin sekali seumur hidup," ujar Estanguet, peraih tiga medali emas Olimpiade.
Namun, harga tiket sepertinya tidak akan meredakan kritik.
Final atletik akan dimulai dari 125 euro (sekitar Rp2 juta) hingga 980 euro (sekitar Rp16 juta). Final voli pantai akan menelan biaya minimal 100 euro, sedangkan final bola basket berkisar 90 hingga 980 euro.
Sebanyak 70.000 kursi akan dijual untuk upacara pembukaan yang sangat ambisius, yang akan menampilkan delegasi olahraga berlayar menyusuri sungai Seine dalam perayaan terbuka di jantung kota Paris.
"Itu akan mahal karena unik. Ini akan sangat spektakuler di kota ikonik ini," kata Estanguet.
Tiket, yang dijual dengan harga tertinggi 2.700 euro (sekitar Rp44,3 juta), akan diperuntukkan bagi kursi di tepi sungai, menawarkan pemandangan yang tidak terbatas.
Sementara itu, 400.000-500.000 tiket masuk gratis lainnya akan diberikan kepada orang-orang yang ingin menyaksikan upacara.
Penyelenggara Olimpiade Paris mengatakan bahwa harga yang mereka tawarkan sejalan dengan Olimpiade London 2012 setelah inflasi diperhitungkan.
Tokyo 2020 lebih mahal, meskipun penonton akhirnya dilarang hadir karena pembatasan COVID-19, sedangkan edisi 2016 di Rio de Janeiro lebih murah, menurut analisis mereka.
Penggemar olahraga yang berharap mendapatkan salah satu dari 1,5 juta tiket yang dijual pada fase kedua harus mendaftarkan diri ke pranata lotre pada 15 Maret-20 April.
Pemerintah Prancis telah menugaskan penyelenggara Olimpiade Paris untuk memastikan bahwa pertandingan dibiayai sendiri, membuat kesepakatan dengan sponsor swasta dan tiket menjadi sumber pendapatan utama.
"Itu adalah kunci bagi kami untuk mengoptimalkan program penjualan tiket ini. Di sisi lain kami juga ingin dan memiliki banyak ambisi dalam hal memiliki stadion dengan penonton penuh dan suasana yang fantastis," ujar Estanguet.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ketua Panitia Olimpiade Paris komentari kritikan mahalnya harga tiket
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023