New Delhi (Antara/Xinhua-OANA/Antara Megapolitan) - Sedikitnya 500 sapi telah mati di kandang yang dikelola pemerintah di Negara Bagian Rajasthan, India Barat, demikian laporan media lokal pada Sabtu (6/8).

Sapi itu mati selama dua pekan belakangan karena tidak diacuhkan oleh para pejabat tempat penampungan sapi Hingonia di Jaipur, Ibu Kota Rajasthan.

"Lebih dari 500 sapi telah mati dalam dua pekan belakangan," kata saluran televisi berita lokal, NDTV, dengan mengutip keterangan relawan di tempat penampungan itu.

Menurut para pejabat, 266 pekerja yang terlibat sebagai tenaga kerja kontrak di tempat penampungan sapi melakukan mogok pada Juli untuk menuntut gaji mereka, yang telah ditahan sejak Mei.

Akibatnya ialah semua sapi itu tidak dirawat.

Dokter Hewan Pemerintah Devendra Kumar Yadav mengatakan kepada media kebanyakan sapi tersebut mati karena kelaparan,

"Mereka tidak diberi makan secara layak dan itu lah alasan di balik kematian sebagian besar sapi," kata Yadav, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad siang.

Para pejabat belum menjelaskan jumlah sapi yang mati di tempat penampungan-sapi terbesar di negeri tersebut dan menuding hujan sebagai penyebab kematian sapi itu.

"Semua sapi yang sakit di kota ini dibawa ke sini dan alasan lain ialah hujan lebat (muson)," kata Bhagwat Singh Dewal, pemimpin tempat penampungan tersebut.

Menurut Dewal, sebanyak 20 sapi mati di tempat penampungan itu setiap hari.

Dewal juga mengakui gaji para pekerja tersebut masih ditahan.

Tempat penampungan itu dikatakan memiliki anggaran tahunan sebesar tiga juta dolar AS.

Rajasthan dikelola oleh Bharatiya Janata Party dan memiliki seorang menteri yang bertugas dalam urusan sapi di negara bagian tersebut.

Mayoritas pemeluk Agama Hindu menganggap sapi sebagai hewan suci, dan menyembelihnya dilarang di sebagian besar negara bagian India.

Untuk mempertahankan sapi, kelompok yang bernaung di bawah organisasi sayap-kanan Hindu telah muncul di daerah pedesaan India untuk melindungi mereka serta menghentikan penjualan daging sapi.

Namun, main hakim sendiri tampaknya telah meningkat sejak 2014, tahun BJP tak berkuasa di bawah kepemimpinan Narendra Modi.

Serangan mematikan terhadap orang yang dicurigai membawa daging sapi telah memperlihatkan peningkatan di seluruh negara bagian India.

Pada Juli, empat lelaki Dalit yang diduga menjadi pekerja penyamakan diserang oleh pengawas sapi saat mereka berusaha menguliti sapi yang mati di Kota Kecil Una di Negara Bagian Gujarat. Serangan itu memicu protes besar-besaran setelah video mengenai orang-orang tersebut beredar.

Tahun lalul, seorang lelaki yang berusia 50 tahun dipukuli hingga tewas dan putranya cedera oleh sekelompok orang Hindu di Dadri di Uttar Pradesh, gara-gara desas-desus bahwa keluarga tersebut makan daging sapi.

Penyembelihan sapi adalah masalah sensitif di India dan kadangkali mengobarkan kemarahan di kalangan masyarakat.

Penerjemah: Chaidar.
    

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016