Kementerian PUPR melalui Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) tengah merampungkan Rencana Induk Pariwisata Terpadu atau Integrated*, ITMP merupakan bagian dari Indonesia Tourism Development Program (ITDP) atau Program Pembangunan Kepariwisataan Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB).
"ITMP dilakukan di destinasi pariwisata super prioritas," ujar Arief dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Saat ini destinasi pariwisata super prioritas yang telah selesai penyusunan ITMP-nya, yakni Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di Bangka Belitung, Borobudur di Jawa Tengah, Likupang di Sulawesi Utara, Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), Wakatobi di Sulawesi Utara serta Raja Ampat di Papua Barat.
Baca juga: Menparekraf targetkan destinasi wisata superprioritas Labuan Bajo siap beroperasi pada 2024
Penyusunan ITMP, menurut Arief, bertujuan untuk meningkatkan kualitas, akses infrastruktur dan layanan dasar yang relevan dengan pariwisata.
"Memperkuat keterkaitan ke depan dan ke belakang ekonomi lokal dengan pariwisata," katanya.
Selain itu, menarik investasi swasta berkelanjutan di destinasi pariwisata prioritas di Indonesia, serta meningkatkan kapasitas kelembagaan nasional untuk memfasilitasi pengembangan kepariwisataan yang terintegrasi antar berbagai sektor dan berkelanjutan.
Baca juga: Badan Otorita Labuan Bajo Flores ajak masyarakat bersihkan sampah plastik di pantai
Lebih lanjut Arief mengatakan, pembahasan ITMP dilakukan bertujuan untuk mensosialisasikan dan menginformasikan pencapaian kegiatan penyusunan ITMP Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo kepada seluruh Kementerian/Lembaga (K/L) terkait.
“Sekaligus untuk mendapatkan masukan dan sinkronisasi terhadap penanganan dan program dari K/L terkait, baik di lingkungan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, yang nantinya akan menjadi bagian dari Peraturan Presiden (Perpres) Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional (RIDPN) Komodo - Labuan Bajo,” katanya.
Sementara itu, Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif, Bappenas Leonardo A. Teguh mengatakan, penyusunan ITMP Labuan Bajo perlu mendapatkan konfirmasi dari pemerintah daerah.
Baca juga: FTUI tawarkan panduan pengaturan ruang visual di wisata Labuan Bajo
Konfirmasi itu mulai visi, tahapan, skenario pengembangan, serta kesesuaian dengan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPARDA).
Pengembangan atraksi dan amenitas diarahkan tetap di Key Tourism Area (KTA) utama yaitu KTA Labuan Bajos serta disiapkan KTA pengembangan di Klaster Pengembangan Labuan Bajo Kota.
Lalu, Klaster Pengembangan Batu Cermin-Wae Kelambu, Klaster Pengembangan Gorontalo-Golo Bilas, Klaster Pengembangan Golo Mori-Warloka, serta Klaster Pengembangan Labuan Bajo Perairan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"ITMP dilakukan di destinasi pariwisata super prioritas," ujar Arief dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Saat ini destinasi pariwisata super prioritas yang telah selesai penyusunan ITMP-nya, yakni Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di Bangka Belitung, Borobudur di Jawa Tengah, Likupang di Sulawesi Utara, Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), Wakatobi di Sulawesi Utara serta Raja Ampat di Papua Barat.
Baca juga: Menparekraf targetkan destinasi wisata superprioritas Labuan Bajo siap beroperasi pada 2024
Penyusunan ITMP, menurut Arief, bertujuan untuk meningkatkan kualitas, akses infrastruktur dan layanan dasar yang relevan dengan pariwisata.
"Memperkuat keterkaitan ke depan dan ke belakang ekonomi lokal dengan pariwisata," katanya.
Selain itu, menarik investasi swasta berkelanjutan di destinasi pariwisata prioritas di Indonesia, serta meningkatkan kapasitas kelembagaan nasional untuk memfasilitasi pengembangan kepariwisataan yang terintegrasi antar berbagai sektor dan berkelanjutan.
Baca juga: Badan Otorita Labuan Bajo Flores ajak masyarakat bersihkan sampah plastik di pantai
Lebih lanjut Arief mengatakan, pembahasan ITMP dilakukan bertujuan untuk mensosialisasikan dan menginformasikan pencapaian kegiatan penyusunan ITMP Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo kepada seluruh Kementerian/Lembaga (K/L) terkait.
“Sekaligus untuk mendapatkan masukan dan sinkronisasi terhadap penanganan dan program dari K/L terkait, baik di lingkungan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, yang nantinya akan menjadi bagian dari Peraturan Presiden (Perpres) Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional (RIDPN) Komodo - Labuan Bajo,” katanya.
Sementara itu, Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif, Bappenas Leonardo A. Teguh mengatakan, penyusunan ITMP Labuan Bajo perlu mendapatkan konfirmasi dari pemerintah daerah.
Baca juga: FTUI tawarkan panduan pengaturan ruang visual di wisata Labuan Bajo
Konfirmasi itu mulai visi, tahapan, skenario pengembangan, serta kesesuaian dengan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPARDA).
Pengembangan atraksi dan amenitas diarahkan tetap di Key Tourism Area (KTA) utama yaitu KTA Labuan Bajos serta disiapkan KTA pengembangan di Klaster Pengembangan Labuan Bajo Kota.
Lalu, Klaster Pengembangan Batu Cermin-Wae Kelambu, Klaster Pengembangan Gorontalo-Golo Bilas, Klaster Pengembangan Golo Mori-Warloka, serta Klaster Pengembangan Labuan Bajo Perairan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023