Kementerian Pertanian akan membangun museum hortikultura di kawasan wisata religi Tajug Gede Cilodong, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
"Beberapa waktu lalu, dilakukan serah terima Museum Digital Hortikultura dan Greenhouse yang dibangun di Tajug Gede Cilodong," kata Direktur Perbenihan Hortikultura Kementan Inti Pertiwi Nashwari, dalam keterangannya yang diterima di Purwakarta, Sabtu.
Ia menyampaikan, anggaran pembangunan museum hortikultura itu bersumber dari APBN, dengan nilai sekitar Rp15 miliar.
Baca juga: Tajug Gede Purwakarta sebar 7-10 ribu paket daging kurban dibungkus daun jati
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi bersyukur Purwakarta bisa segera memiliki koleksi baru museum digital. Sebelumnya, saat Dedi menjadi Bupati Purwakarta telah membangun beberapa museum digital yang kini menjadi primadona.
"Dulu kita begitu berat kumpulkan Rp5 miliar untuk membangun beberapa museum digital. Sekarang kita mendapatkan alokasi dana cukup besar Rp15 miliar dari Kementan," katanya.
Menurut dia, keberadaan museum tersebut sebagai upaya pendidikan terhadap masyarakat, khususnya generasi muda dan pelajar yang kini minim pengetahuan mengenai pertanian hortikultura.
Baca juga: DKM Tajug Gede Cilodong Purwakarta buka layanan sosial ATM beras untuk warga
Di era modern seperti sekarang, museum digital akan mengedukasi mereka untuk mengenal lebih dunia hortikultura melalui media yang menarik dan interaktif.
"Kalau terus seperti ini, anak-anak kita tidak diedukasi, maka kita akan kehilangan generasi yang tidak mengerti pertanian. Sehingga kehadiran ini akan menjadi kawasan edukasi," katanya.
Nantinya, kawasan Tajug Gede Cilodong akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Selain terdapat tajug atau masjid yang megah, di kawasan tersebut juga terdapat museum, saung tani, pendopo tani, museum digital hortikultura, greenhouse hingga air mancur menari yang bisa dilihat pada malam hari.
"Sebelum COVID-19, kalau air mancur dinyalakan itu kunjungan bisa sampai 30 ribu orang per minggu yang melahirkan perputaran ekonomi. Ada orang jual sate bisa saat omset Rp50 juta per pekan. Apalagi ini sangat dekat dengan gerbang tol (Cikampek)," kata dia.
Baca juga: Kawasan Tajug Gede Cilodong Purwakarta akan jadi pusat studi peradaban
Ia pun meminta Pemkab Purwakarta mengembangkan kawasan yang sudah ada untuk lebih berkembang. Sehingga perputaran ekonomi masyarakat akan berkembang pesat dengan memanfaatkan segala potensi yang ada
"Ini salah satu gagasan yang sudah terwujud kerja sama antara Komisi IV DPR RI dan Kementan yaitu museum digital hortikultura. Jadi nanti di lantai 2 masjid itu ada museum hortikultura yang sangat luas. Nanti tinggal dilengkapi home teather oleh pemda," katanya. (KR-MAK)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Beberapa waktu lalu, dilakukan serah terima Museum Digital Hortikultura dan Greenhouse yang dibangun di Tajug Gede Cilodong," kata Direktur Perbenihan Hortikultura Kementan Inti Pertiwi Nashwari, dalam keterangannya yang diterima di Purwakarta, Sabtu.
Ia menyampaikan, anggaran pembangunan museum hortikultura itu bersumber dari APBN, dengan nilai sekitar Rp15 miliar.
Baca juga: Tajug Gede Purwakarta sebar 7-10 ribu paket daging kurban dibungkus daun jati
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi bersyukur Purwakarta bisa segera memiliki koleksi baru museum digital. Sebelumnya, saat Dedi menjadi Bupati Purwakarta telah membangun beberapa museum digital yang kini menjadi primadona.
"Dulu kita begitu berat kumpulkan Rp5 miliar untuk membangun beberapa museum digital. Sekarang kita mendapatkan alokasi dana cukup besar Rp15 miliar dari Kementan," katanya.
Menurut dia, keberadaan museum tersebut sebagai upaya pendidikan terhadap masyarakat, khususnya generasi muda dan pelajar yang kini minim pengetahuan mengenai pertanian hortikultura.
Baca juga: DKM Tajug Gede Cilodong Purwakarta buka layanan sosial ATM beras untuk warga
Di era modern seperti sekarang, museum digital akan mengedukasi mereka untuk mengenal lebih dunia hortikultura melalui media yang menarik dan interaktif.
"Kalau terus seperti ini, anak-anak kita tidak diedukasi, maka kita akan kehilangan generasi yang tidak mengerti pertanian. Sehingga kehadiran ini akan menjadi kawasan edukasi," katanya.
Nantinya, kawasan Tajug Gede Cilodong akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Selain terdapat tajug atau masjid yang megah, di kawasan tersebut juga terdapat museum, saung tani, pendopo tani, museum digital hortikultura, greenhouse hingga air mancur menari yang bisa dilihat pada malam hari.
"Sebelum COVID-19, kalau air mancur dinyalakan itu kunjungan bisa sampai 30 ribu orang per minggu yang melahirkan perputaran ekonomi. Ada orang jual sate bisa saat omset Rp50 juta per pekan. Apalagi ini sangat dekat dengan gerbang tol (Cikampek)," kata dia.
Baca juga: Kawasan Tajug Gede Cilodong Purwakarta akan jadi pusat studi peradaban
Ia pun meminta Pemkab Purwakarta mengembangkan kawasan yang sudah ada untuk lebih berkembang. Sehingga perputaran ekonomi masyarakat akan berkembang pesat dengan memanfaatkan segala potensi yang ada
"Ini salah satu gagasan yang sudah terwujud kerja sama antara Komisi IV DPR RI dan Kementan yaitu museum digital hortikultura. Jadi nanti di lantai 2 masjid itu ada museum hortikultura yang sangat luas. Nanti tinggal dilengkapi home teather oleh pemda," katanya. (KR-MAK)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023