Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan dalam skala regional mendorong agar sektor pariwisata harus dikembangkan secara inklusif dan berkelanjutan.

"Pariwisata terbukti mampu berkontribusi besar dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi," kata Sandiaga Uno dalam kuliah umum di Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila, di Jakarta, Rabu.

Sandiaga menyatakan hal tersebut melalui video yang disampaikan dalam kuliah umum di Universitas Pancasila tersebut.

Menurut Sandiaga berdasarkan big data yang dikumpulkan oleh Kemenparekraf, desa wisata terbukti meningkatkan ekonomi masyarakat hingga 30 persen.

Baca juga: Menparekraf optimis adanya peningkatan jumlah wisatawan tahun ini

Keberadaan desa wisata tersebut selain menarik potensi wisata lain di sekitarnya, juga turut memberdayakan UMKM serta masyarakat sekitar untuk turut berkontribusi dalam pengembangan destinasi wisata.

"Tentunya hal ini menjadi kabar baik bagi Indonesia untuk terus membangkitkan ekonomi pasca pandemi," katanya pula.

Pada tahun 2023, Indonesia kembali memegang posisi penting dalam forum internasional sebagai ketua ASEAN. Momentum Keketuaan Indonesia di ASEAN Tahun 2023 perlu dimanfaatkan secara maksimal untuk mewujudkan peningkatan peran dan kepemimpinan Indonesia.

Selain itu, diharapkan dapat memunculkan inisiatif baru dalam mengatasi tantangan dan isu-isu krusial lainnya yang menjadi perhatian di kawasan dan dunia, termasuk di sektor pariwisata.

Direktur DESMA Center Wiwik Mahdayani menyatakan bahwa desa wisata merupakan salah satu kekhasan dan pilar utama pariwisata Indonesia.

Baca juga: Sandiaga Uno apresiasi pelatihan Bahasa Inggris bagi UMKM Labuan Bajo

“Indonesia memiliki banyak sekali potensi desa wisata yang unggul, dan karenanya perlu didukung dengan peningkatan kapasitas perencanaan dan pengelolaan agar semakin mandiri, tangguh dan berkelanjutan," katanya.

Chief Community Teman Parekraf Nasional (Tepanas) Panca Rudolf Sarungu mengatakan selama masa Keketuaan ASEAN Indonesia pada tahun 2023, diperkirakan lebih dari 300 pertemuan akan terselenggara di Indonesia.

Dengan demikian, keketuaan Indonesia ini dapat berkontribusi meningkatkan pariwisata dan potensi devisa negara baik di pusat maupun daerah, khususnya melalui penyelenggaraan event.

“Di sinilah pengelolaan acara menjadi isu strategis, karena event yang dikelola dengan baik akan mampu menjadi atraksi dan menambah keunggulan kompetitif suatu destinasi pariwisata,” katanya pula.

Baca juga: Menparekraf: DIY miliki kelengkapan infrastruktur untuk sambut ASEAN Tourism Forum 2023

Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila Devi Roza Kausar mengutarakan bahwa setidaknya terdapat dua hal strategis yang perlu menjadi arus utama, yaitu strategi pengelolaan pariwisata yang inklusif, tangguh dan berkelanjutan, serta strategi peningkatan sumber daya manusia pariwisata khususnya dalam pengelolaan konvensi dan event.

"Hal inilah yang mendasari kami untuk membuka Program Studi Sarjana Terapan Pengelolaan Konvensi dan Acara di Universitas Pancasila," katanya lagi.

Kehadiran Program Studi Pengelolaan Konvensi dan Acara di Universitas Pancasila diharapkan dapat memperkaya pilihan calon mahasiswa yang ingin berkecimpung di sektor pariwisata, sekaligus meningkatkan kualitas SDM pelaku wisata yang kompeten, terampil dan memberikan nilai tambah dalam pengembangan pariwisata Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023