Cape Canaveral, Florida (Antara/Reuters/Antara Megapolitan) - Sebuah satelit komunikasi militer Amerika Serikat tidak dapat menjangkau orbitnya akibat gangguan pada sistem pendorong, menyebabkan jaringan komunikasi kunci di atas Timur Tengah, Afrika dan Asia tidak memiliki cadangan, pejabat mengatakan pada Selasa (Rabu WIB).

Satelit itu, yang dikenal sebagai MUOS-5, merupakan kapal luar angkasa kedua yang dibuat oleh Lockheed Martin, yang tidak dapat mencapai target perjalanannya dalam dua minggu terakhir.

Pada 25 Juli lalu, pihak militer menghentikan usaha untuk mengambil sebuah satelit cuaca Lockheed Martin yang mengalami kegagalan sistem tenaga selama dua tahun dalam masa operasi lima tahunnya.

Pihak Lockhed sendiri tidak memberikan komentar terkait kejadian itu.

"Mobile User Objective System" atau MUOS, satelit itu dibuat sebagai sebuah cadangan di orbit. Jadi tidak ada dampak langsung terhadap pengoperasian yang ada, Steven Davis, juru bicara dari Komando Sistem Perang Luar Angkasa dan Kelautan mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Formasi empat satelit MUOS memberikan komunikasi dengan frekuensi tinggi bagi pihak militer Amerika Serikat di atas wilayah Afrika, Timur Tengah dan Asia. Sistem itu bekerja seperti sebuah jaringan seluler global berkecepatan tinggi untuk komunikasi suara, data dan video yang aman bagi para pasukan Amerika Serikat yang ada.

Pesawat luar angkasa senilai 340 juta dolar AS itu berhasil diluncurkan ke orbit awalnya oleh sebuah roket Atlas 5 dari Aliansi Peluncuran Bersama pada 24 Juni dan diharapkan akan mendorong pesawatnya sendiri ke sebuah lokasi uji coba yang terletak 35.400 kilometer di atas Hawaii pada 3 Juli, ujar Davis. Aliansi Peluncuran bersama merupakan sebuah kerja sama antara Lockheed Martin dengan Boeing.

Sejumlah usaha untuk menaikkan orbit satelit itu terhenti pada 29 Juni, menyebabkan benda itu berada di orbit berbentuk elips alih-alih berbentuk lingkaran.

"Satelit itu tetap berada stabil di orbit menengah sejak adanya kecacatan," Davis mengatakan.

Para penyelidik berhasil melacak masalah itu berasal dari kegagalan dalam sistem pendorong. Namun Davis menolak untuk mengeluarkan informasi tambahan terkait masalah itu, ketinggian satelit saat ini dan pilihan apa, jika ada, yang ada untuk menggunakan satelit itu di orbitnya saat ini atau pilihan untuk mengubah orbitnya.

Mesin pendorong yang ada pada satelit itu dibuat oleh Perusahaan Aerojet Rocketdyne Holdings.

"Tim MUOS masih terus memeriksa situasinya, mempertimbangkan pilihan penyesuaian orbit lain, menghitung dampak terhadap misi dan menyelidiki semua pilihan sebelum melanjutkan," Davis mengatakan.

Penerjemah: Mabrian/M. Anthoni.
    

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016