London (Antara/Reuters/Antara Megapolitan) - Badan atletik sedunia (IAAF) hari Rabu (Kamis WIB) kembali menegaskan larangan bagi atlet-atlet atletik Rusia untuk tampil pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016, yang berarti mengakhiri segala upaya diplomasi yang dilakukan Moskwa untuk membatalkan hukuman itu.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan hukuman tersebut diskriminatif dan ada unsur kampanye ketidaksenangan terhadap olahraga Rusia, serta dapat mengurangi nilai medali di Olimpiade.

IAAF menetapkan sanksi tersebut November lalu setelah ditemukan bukti program doping sistematis di Rusia yang didukung oleh pemerintahannya.

Pengadilan arbitrase olahraga (CAS) juga memperkuat keputusan itu.

Menteri Olahraga Rusia Vitali Mutko bersurat ke IAAF Senin, berisi permintaan pencabutan sanksi. Namun IAAF Rabu menyatakan tidak ada dasar lagi untuk meninjau keputusan.

Komite Olimpiade Internasional (IOC) menolak untuk menskorsing semua atlet Rusia pada Olimpiade Rio 5-12 Agustus 2106, terkait hasil investigasi mengenai adanya praktik doping yang diketahui oleh pemerintah Rusia saat Olimpiade Musim Dingin 2014.

IOC menyerahkan wewenang soal sanksi tersebut kepada masing-masing federasi cabang olahraga, dengan syarat atlet yang boleh ikut Olimpiade harus bersih dari catatan doping.

Sementara itu, dalam sambutannya untuk kontingen Olimpiade Rusia di Istana Kremlin, Putin mengatakan skandal doping, yang terfokus pada tuduhan bahwa pemerintah Rusia dan FSB Security service menutupi kasus doping selama bertahun-tahun, membuat atlet dan kalangan olahraga yang tidak bersalah turut menjadi korban.

"Ini merupakan pukulan bagi dunia olahraga dan bagi Olimpiade," kata Putin.

"Ketidakhadiran atlet Rusia --- yang kuat di berbagai cabang olahraga --- akan mengurangi mutu kompetisi di Olimpiade mendatang," tambahnya.

Penerjemah: T. Handoko/Santoso.

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016