Bogor (Antara Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat mengawasi penggunaan dan peredaran vaksin di seluruh fasilitas layanan kesehatan guna memastikan pemberian imunisasi pada anak sesuai dengan aturan, benar dan tepat.

"Salah satu upaya pengawasan dilakukan dengan menerbitkan surat kesepakatan bersama antara Dinas Kesehatan dengan seluruh fasilitas layanan kesehatan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Rubaeah, usai sosialisasi tentang vaksinasi di Aula Dinkes di Bogor, Jumat.

Kesepakatan bersama tersebut terdiri dari tujuh poin di antaranya, pertama, pengadaan vaksin haru satu pintu melalui instansi farmasi dan didapatkan melalui distributor resmi. Kedua, pelaporan vaksin dibuat secara rutin setiap bulan ke Dinas Kesehatan atau Puskesmas.

Ketiga, seluruh fasilitas layanan kesehatan melakukan pengelolaan vaksin serta obat sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan keempat PBF melakukan pendistribusian produk farmasi kepada sarana kesehatan yang berizin dan mengikuti CDOB.

"Semua poin dalam kesepakatan bersama ini disetujui oleh fasilitas layanan kesehatan yang hadir dalam sosialisasi tentang vaksin hari ini," katanya.

Menurut Rubaeah, ketika kisruh vaksin palsu mencuat di masyarakat dan pemberitaan. Dinas Kesehatan Kota Bogor telah mengambil langkah cepat untuk mendeteksi adanya peredaran vaksin tersebut di wilayah Bogor.

"Kami membentuk tiga tim, disebar ke seluruh fasilitas layanan kesehatan mulai dari rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, praktek dokter, pedagang farmasi besar, dan apotik," katanya.

Ia mengatakan, selama satu minggu tim bergerak mengecek seluruh vaksin yang ada di fasilitas layanan kesehatan Kota Bogor, ada 18 rumah sakit dan belasan praktek dokter dan bidan swasta, apotik, maupun pedagang farmasi besar.

"Hasilnya beragam, kami tidak menemukan adanya vaksin palsu. Tetapi vaksin yang cara penyimpanannya tidak sesuai standar keamanan," kata Rubaeah.

Dari hasil pemantauan tersebut, lanjutnya, Dinas Kesehatan berinisiatif melakukan sosialisasi serta edukasi tentang penanganan vaksin bagi rumah sakit, praktek dokter dan bidan swasta, rumah bersalin, pedagang farmasi besar, apotik dan lainnya.

"Tujuan kami melakukan sosialisasi adalah menyamakan presepsi tentang pemberian vaksin yang tepat dan benar dimulai dari hulu hingga ke hilir, diproduksi oleh produsen yang tepat, dikirim oleh distributor resmi, disimpan dengan cara yang benar dan diberikan aman bagi bayi," kata Rubaeah.

Kepala Bidang Pengendalian Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Eddy Dharma menyebutkan, vaksin rusak karena tidak tepat penyimpanannya jauh lebih berbahaya dari isu vaksin palsu.

"Karena kalau vaksin rusak karena penyimpanan yang tidak benar, maka pemberian imunisasi jadi tidak optimal. Bahkan dapat berdampak buruk, karena si anak tidak mendapatkan vaksin yang tepat," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Eddy yang terpenting adalah kesadaran pemilih fasilitas layanan kesehatan untuk menyimpan vaksin secara tepat dan benar sehingga kualitas vaksin dapat terjaga dan mampu memberikan imunitas pada anak secara optimal.

Sosialisasi dan pembinaan tentang vaksin dihadiri ratusan peserta yang berasal dari penyedian fasilitas kesehatan se Kota Bogor. Hadir sebagai pembicara perwakilan dari BPOM Jawa Barat dan Kepala Bidang P3PL.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016