Warga Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat berinisiatif merintis pesantren gratis bagi anak-anak yatim, piatu dan terlantar yang dikombinasikan dengan pelajaran keahlian mulai dari tingkat taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah kejuruan (SMK) bernama Kampus Al-Qur'an Widya Silahudin Sidiq.

Perintis Kampus Al-Qur'an Widya Silahudin Sidiq yakni Widya Burlian Al-Kalabi menuturkan perjuangannya mendirikan pesantren gratis bagi anak-anak kurang beruntung secara ekonomi dan sosial dengan kecakapan membaca Al-Quran kini mencapai titik awal kembali setelah bergandengan dengan berbagai mitra, yaitu Pengurus Yayasan KH. Udjang Sidiq, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat serta tokoh Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.

Kegiatannya membimbing anak-anak telah memiliki wadah berupa gedung pesantren wakaf dari Yayasan KH. Udjang Sidiq. Peresmian gedung Pesantren Widya Silahudin Sidiq pun dihadiri Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bogor Tuti Alawiyah, Ketua P2TP2A Euis Kuriniasih Hidayat dan perwakilan dari UIN Jakarta Dr Suryadinata.

"Saya sudah 10 tahun merintis, merangkul anak-anak dari jalanan, yatim, yatim piatu berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Alhamdulillah kami bertemu bapak (Silahudin) yang memiliki visii-misi yang sama untuk mendirikan pesantren ini," kata Widya usai peresmian gedung Pesantren  Widya Silahudin Sidiq di Jalan Roda Pembangunan, Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu.

Widya yang merupakan mantan jurnalis itu mengungkapkan seiring dengan perjalanan sepanjang 10 tahun, telah ada 50 orang siswa yang dibimbingnya yang 30 orang di antaranya kini masih aktif belajar bersamanya, sedangkan 20 orang lainnya telah lulus dan bekerja maupun melanjutkan kuliah.
Peresmian Pesantren Widya Silahudin Sidiq di Keluarahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu (28/1/2023). (Foto Antara/Linna Susanti).

Mereka bermula dari proses pembelajaran dengan peralatan seadanya mulai dari jenjang TK hingga SMK. Mulanya, aksinya merangkul anak-anak untuk bersekolah maupun memiliki keterampilan disebut warga-warga sekitar di beberapa lokasi sebagai Sanggar Widya.

Seiring dengan waktu, kata dia, kebiasaannya menulis dan berkomunikasi dengan berbagai kalangan membuat kepeduliannya terhadap anak-anak kurang beruntung itu mulai semakin berkembang. Kegiatannya membimbing mereka mengarah pada tahfidz Quran dan keterampilan usaha yang didorong oleh para donatur perorangan hingga lembaga pendidikan nasional maupun internasional.

"Akhirnya kami sempat membuat ruang kelas yang berada di lahan sekolah milik yayasan lain, lalu kami hibahkan. Kami merintis kembali, menyicil membeli komputer dan belajar di rumah hingga sekarang telah ada gedung dari Yayasan Silahudin Sidiq," ungkapnya.

Ke depan, kata Widya, di lahan 1.000 meter dengan bangunan baru selesai lantai pertama terdiri dari enam ruang, para santri akan digembleng menjadi tahfidz Quran dan ditambah dengan keahlian maupun keterampilan yang mampu membuat mereka mandiri mengejar cita-citanya. Pesantren ini juga bergandengan dengan salah satu mitra lembaga pendidikan di Australia yakni Hunting tower School Australia dan Arab Saudi.

"Salah satu santri kita, sekarang dalam proses untuk melanjutkan belajar dapat beasiswa di King Abdul Aziz, Arab SAudi. Kita juga ada kerja sama bantuan dari Australia," ujarnya.

Pengurus Yayasan KH Udjang Sidiq yaknii Haji Silahudin Sidiq mengungkapkan bahwa haru terasa bagi keluarga besarnya karena kini telah mewujudkan cita-cita ayahnya membuat sebuah pesantren hasil kolaborasi dengan pejuang pendidikan anak-anak yatim dan dhuafa.

"Kami berterima kasih kepada semua, terima kasih kepada Bu Widya, cita-cita Ayah saya sekarang terwujud. Semoga anak-anak menjadi sholeh dan sholehah dan para donatur berkah hidupnya. Pesantren ini semoga segera mendapat legalitas dari pemerintah, kita dalam proses menunggu itu," ujarnya.

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023