Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, Rabu, menuding perusahaan-perusahaan minyak besar melakukan kebohongan besar terkait perubahan iklim.

"Produsen bahan bakar fosil dan pendukung mereka masih berlomba memperluas produksi, (meskipun) mengetahui bisnis mereka bertentangan dengan kelangsungan hidup manusia," kata Guterres sambil menyerukan bahwa merea harus dimintai pertanggungjawabannya.

Dia memperingatkan ancaman bencana iklim karena komitmen dalam Perjanjian Paris 2016 untuk membatasi kenaikan suhu global menjadi 1,5 derajat Celcius "tampaknya sia-sia" ketika dunia menuju kenaikan suhu bumi sebesar 2,8 derajat Celcius. Konsekuensinya sangat menghancurkan. Beberapa bagian planet kita tidak dapat dihuni dan bagi banyak orang, ini adalah hukuman mati.

Menurut Guterres, sejak tahun 1970-an, para produsen bahan bakar fosil tertentu sudah sepenuhnya sadar bahwa produk utama mereka sedang memanggang planet bumi.

"Big Oil menjajakan kebohongan besar dan seperti industri tembakau, mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban," kata Guterres. 

Menurut dia, kehancuran ekosistem akan memicu konflik, kekerasan, dan perang, terutama invasi Rusia ke Ukraina–bukan hanya karena penderitaan rakyat Ukraina yang tak terhitung tetapi karena implikasi globalnya yang mendalam.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Ibu Negara Ukraina bicara dalam forum WEF

Baca juga: WEF luncurkan inisiatif buka pendanaan Rp45 kuadriliun untuk atasi perubahan iklim

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023