Bogor (Antara Megapolitan) - Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dan Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengusut tuntas kasus kejahatan pemalsuan vaksin kesehatan.

"Ini sudah berjalan sangat lama sudah 12-13 tahun. Oleh sebab itu betul-betul ditelusuri," kata Jokowi di Istana Bogor, Selasa.

Menurut Presiden, kejahatan pemalsuan vaksin untuk kesehatan tersebut dapat mengancam masa depan generasi dan sumber daya manusia Indonesia.

Presiden meminta penegak hukum untuk menjatuhkan sanksi yang memberikan efek jera kepada pelaku kejahatan tersebut.

"Saya sudah perintahkan untuk menelusuri secara detail dan kita harapkan ini betul-betul jangan terulang lagi. Berikan hukuman yang seberat-beratnya baik yang memproduksi, yang mengedarkan, maupun memasarkan," tegas Presiden.

Kepala Negara juga meminta penegak hukum untuk mengusut tuntas jika ada oknum pemerintah yang terbukti terkait dalam tindak kejahatan pemalsuan vaksin.

"Akan seperti apa anak-anak kita nantinya. Ini sangat berbahaya, kejahatan luar biasa," ujar Jokowi.

Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di beberapa daerah di Indonesia sebelumnya menemukan vaksin yang terindikasi palsu beredar, di antaranya di Semarang dan Pekanbaru, Provinsi Riau.

Dalam pemeriksaan di Semarang, BPOM menemukan vaksin yang diduga palsu karena tidak menemukan izin edar dan waktu kedaluwarsanya.

Sementara itu Bareskrim Polri menangkap seorang tersangka berinisial R di Jakarta terkait kasus praktik peredaran vaksin palsu untuk bayi.

Hingga Selasa, Polisi telah menahan 16 tersangka yang diduga terkait dalam kasus praktik peredaran vaksin palsu.  

Pewarta: Agus Salim

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016