Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menanggapi permintaan maaf Pemerintah Belanda atas perbudakan yang dilakukan di masa lalu terhadap sejumlah negara jajahan, termasuk Indonesia.

"Ya kalau dia (Belanda) memang itu (meminta maaf), ajukan saja resmi kepada Pemerintah (Indonesia), nanti Pemerintah akan merespons, seperti apa responsnya," kata Ma'ruf Amin usai berolahraga pagi di Kawasan Nusa Dua, Bali, Jumat.

Menurut Ma'ruf Amin, Pemerintah Indonesia tentu akan memperbincangkan hal tersebut jika ada permintaan maaf secara resmi.

Baca juga: Ma'ruf Amin: Gerakan Revolusi Mental bertujuan ubah cara berpikir dan kerja orang Indonesia
Baca juga: Ma'ruf Amin: Tegakkan kesetaraan bagi semua tanpa terkecuali

"Jadi, kalau tidak jelas, belum resmi, sampaikan saja kepada Pemerintah, nanti Pemerintah akan merespons seperti apa," tambahnya.

Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte, mewakili Pemerintah Belanda, meminta maaf atas keterlibatan negara itu dalam perbudakan di masa lalu.

"Kami bisa mengakui perbudakan dalam istilah yang paling jelas sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Rutte dalam konferensi pers di Den Haag, Senin (19/12).

Rutte menyatakan penyesalannya bahwa selama berabad-abad negara Belanda telah memungkinkan, mendorong, dan mengambil keuntungan dari perbudakan.

Baca juga: Ma'ruf Amin berharap sinergi budayawan Muslim dapat bentengi bangsa dari budaya destruktif

"Orang-orang telah dijadikan komoditas, dieksploitasi, dan diperdagangkan atas nama negara Belanda," ujar Rutte.

Dia menyebut perbudakan sebagai penderitaan besar yang masih berdampak pada kehidupan masyarakat.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022