Bogor (Antara Megapolitan) - Kelompok Usaha Bersama Posyandu Berdaya (KUB Posdaya) di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat kembangkan hasil pertanian menjadi produk olahan oleh-oleh khas Kawasan Wisata Gunung Salak.
Koordinator KUB Posdaya Desa Ciasih Euis Kurniawati, kepada Antara, Sabtu, mengatakan oleh-oleh khas wisata Gunung Salak berupa aneka kripik dan makanan ringan yang gurih, renyah dan alami terbuat dari bahan-bahan pertanian lokal setempat.
"Makanan ringan yang kami produksi berasal dari bahan-bahan lokal yang ada di sekitar lingkungan kami," katanya.
Ia mengatakan, pembuatan oleh-oleh khas Gunung Salak digeluti oleh kader KUB Posdaya yang ada di empat desa di Kecamatan Pamijahan yakni Desa Ciasihan, Cibunian, Ciasmara, dan Purwabakti.
Masing-masing KUB Posdaya memproduksi beraneka ragam makanan olahan, seperti KUB Posdaya Desa Ciasihan memproduksi makanan olahan dari bahan ketela, pisang dan tepung terigu. Produk tersebut dikemas menarik dengan merk dagang "Cia-Cia!".
"Kegiatan usaha ini sudah tujuh bulan kami geluti, tapi sudah banyak warung dan toko oleh-oleh yang tertarik menjual produk kami," katanya.
Harga sebungkus keripik pisang atau kripik ketela dengan berat 150 gram hanya Rp5.000 rupiah. Kripik buatan masyarakat di kaki Gunung Salak tersebut memiliki rasa yang khas dengan tekstur renyah.
Saat ini, lanjutnya, sudah ada sekitar 13 penjual makanan di kawasan wisata Gunung Salak yang menjadi mitra kader KUB Posdaya Kecamatan Pamijahan. Setiap minggu, dari 150 bungkus kripik yang dipasarkan.
Menurut Euis, dengan mengolah bahan pangan lokal menjadi aneka kudapan untuk oleh-oleh, dapat meningkatkan nilai ekonomi dari bahan makanan lokal yang ada di wilayah tersebut.
"Alhamdulillah, usaha ini sedikit banyak membantu perekonomian masyarakat setempat," katanya.
Selain memasarkan langsung ke penjual oleh-oleh dan makanan yang ada di kawasan wisata Gunung Salak, pemasaran juga dilakukan secara "online". Hanya saja karena terkendala modal usaha, pemesanan dari luar Bogor belum bisa terlayani.
"Ongkos kirim lebih mahal dari harga kripiknya. Banyak permintaan dari luar Bogor tidak sanggup kami penuhi," katanya.
Selain KUB Posdaya Desa Ciasihan, KUB Posdaya Desa Purwabakti juga mengembangkan oleh-oleh khas bernama Salake yakni kripik poh-pohan, Desa Ciasmara mengembangkan Icips yakni sambal goreng kentang-teri, dan Desa Cibunian mengolah oleh-oleh bernama Cibuy yakni kripik ubi ungu.
"Alhamdulillah banyak yang suka dengan kripik daun poh-pohan. Banyak konsumen yang bilang rasanya khas dan cocok dibuat kripik," kata Pia, Koordinator KUB Desa Purwabakti.
Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat, Kecamatan Pamijahan Sarah Susanti mengatakan, kader KUB Posdaya mendapat dampingan usaha dari Chevron Geothermal Salak melalui program pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) berupa pelatihan membuat makanan berbahan baku lokal, proses pengemasan hingga manejemen usaha lewat pembukuan.
"Pengembangan UMKM oleh-oleh khas Gunung Salak ini dapat memberikan keuntungan ekonomi, dapat menghidupkan Posyandu dan mengakrabkan antar anggotanya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
Koordinator KUB Posdaya Desa Ciasih Euis Kurniawati, kepada Antara, Sabtu, mengatakan oleh-oleh khas wisata Gunung Salak berupa aneka kripik dan makanan ringan yang gurih, renyah dan alami terbuat dari bahan-bahan pertanian lokal setempat.
"Makanan ringan yang kami produksi berasal dari bahan-bahan lokal yang ada di sekitar lingkungan kami," katanya.
Ia mengatakan, pembuatan oleh-oleh khas Gunung Salak digeluti oleh kader KUB Posdaya yang ada di empat desa di Kecamatan Pamijahan yakni Desa Ciasihan, Cibunian, Ciasmara, dan Purwabakti.
Masing-masing KUB Posdaya memproduksi beraneka ragam makanan olahan, seperti KUB Posdaya Desa Ciasihan memproduksi makanan olahan dari bahan ketela, pisang dan tepung terigu. Produk tersebut dikemas menarik dengan merk dagang "Cia-Cia!".
"Kegiatan usaha ini sudah tujuh bulan kami geluti, tapi sudah banyak warung dan toko oleh-oleh yang tertarik menjual produk kami," katanya.
Harga sebungkus keripik pisang atau kripik ketela dengan berat 150 gram hanya Rp5.000 rupiah. Kripik buatan masyarakat di kaki Gunung Salak tersebut memiliki rasa yang khas dengan tekstur renyah.
Saat ini, lanjutnya, sudah ada sekitar 13 penjual makanan di kawasan wisata Gunung Salak yang menjadi mitra kader KUB Posdaya Kecamatan Pamijahan. Setiap minggu, dari 150 bungkus kripik yang dipasarkan.
Menurut Euis, dengan mengolah bahan pangan lokal menjadi aneka kudapan untuk oleh-oleh, dapat meningkatkan nilai ekonomi dari bahan makanan lokal yang ada di wilayah tersebut.
"Alhamdulillah, usaha ini sedikit banyak membantu perekonomian masyarakat setempat," katanya.
Selain memasarkan langsung ke penjual oleh-oleh dan makanan yang ada di kawasan wisata Gunung Salak, pemasaran juga dilakukan secara "online". Hanya saja karena terkendala modal usaha, pemesanan dari luar Bogor belum bisa terlayani.
"Ongkos kirim lebih mahal dari harga kripiknya. Banyak permintaan dari luar Bogor tidak sanggup kami penuhi," katanya.
Selain KUB Posdaya Desa Ciasihan, KUB Posdaya Desa Purwabakti juga mengembangkan oleh-oleh khas bernama Salake yakni kripik poh-pohan, Desa Ciasmara mengembangkan Icips yakni sambal goreng kentang-teri, dan Desa Cibunian mengolah oleh-oleh bernama Cibuy yakni kripik ubi ungu.
"Alhamdulillah banyak yang suka dengan kripik daun poh-pohan. Banyak konsumen yang bilang rasanya khas dan cocok dibuat kripik," kata Pia, Koordinator KUB Desa Purwabakti.
Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat, Kecamatan Pamijahan Sarah Susanti mengatakan, kader KUB Posdaya mendapat dampingan usaha dari Chevron Geothermal Salak melalui program pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) berupa pelatihan membuat makanan berbahan baku lokal, proses pengemasan hingga manejemen usaha lewat pembukuan.
"Pengembangan UMKM oleh-oleh khas Gunung Salak ini dapat memberikan keuntungan ekonomi, dapat menghidupkan Posyandu dan mengakrabkan antar anggotanya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016