Pembangunan ramah lingkungan sebenarnya telah lama digadang-gadang oleh pemerintah sebagai upaya menjaga kelestarian alam di Tanah Air, dan telah dikampanyekan kepada para pimpinan negara di dunia.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat meyakini kalau konsep bangunan ramah lingkungan dapat mengurangi dan mengeliminasi dampak negatif dari bangunan pada lingkungannya. 

Selain itu juga akan mampu menghemat energi dan life cycle costing bangunan yang efektif dan efisien.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pada kesempatan pertemuan bersama para Menteri G20, beberapa waktu lalu juga menyampaikan tentang pentingnya pembangunan kota hijau untuk mengendalikan perubahan iklim global, percepatan transisi energi dan tentang pendanaan perubahan iklim.

Ia mengatakan kalau saat ini Indonesia tengah mengembangkan Program Pembangunan Kota Hijau. Itu dirancang untuk mendorong partisipasi pemerintah pusat dan daerah untuk mencapai kota hijau yang berkelanjutan, termasuk bangunan, energi, dan transportasi yang ramah lingkungan.  
 
Situ Nurbaya percaya, manajemen hijau adalah jawaban strategis untuk masa depan.

Untuk mendukung itu, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang pada tahun ini berusia hampir setengah abad terus berinovasi. 

Perusahaan pemilik produk semen tiga roda ini menghadirkan produk semen ramah lingkungan dan rendah emisi dengan tetap menjaga kualitas. 

Inovasi tersebut digulirkan untuk mendukung target pemerintah dalam mencapai net zero emission (NZE) pada 2060 dan mewujudkan motto Indocement, “material to build our future” atau bahan untuk membangun masa depan.

Produk green cement atau semen hijau yang disediakan Indocement ialah portland komposit semen, hidrolis semen, dan slag semen.

Slag cement sebagai salah satu jenis semen ramah lingkungan yang diproduksi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, karena mampu menekan produksi CO2 pada proses produksinya serta penggunaan limbah bekas industri baja sebagai bahan baku.

Produk itu telah digunakan dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang dan PLTU Tanjung Jati, Jawa Tengah, serta pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. 

Sebagaimana disebutkan dalam website resmi Indocement, produk semen tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan bangunan yang kuat dan tahan lama.

Dalam sebuah kesempatan, Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Christian Kartawijaya menyebutkan kalau pihaknya siap menghasilkan produk ramah lingkungan yang rendah emisi CO2.

Disebutkan, Indocement memiliki target penurunan emisi menjadi 575 kilogram CO2/t cement equivalent pada tahun 2025, dan 490 kilogram CO2/t cement equivalent pada tahun 2030.

Inovasi Indocement itu sangat berpeluang untuk dikerjasamakan dengan pemerintah yang secara terus-menerus menggencarkan pembangunan ramah lingkungan. 

Pengendalian Mutu dan Pencemaran

Semen tiga roda dan semen rajawali yang menjadi salah satu produk Indocement kini sangat dikenal di kalangan masyarakat. Pabriknya berlokasi di daerah Cibinong, Bogor atau berjarak sekitar 45 kilometer dari Ibu Kota Jakarta. 

Pabrik Indocement dibangun di daerah Cibinong, karena cukup dekat dengan tambang batu kapur, tanah liat dan pasir silika yang merupakan bahan baku industri semen.

Indocement memiliki ruang pusat pengendalian terpadu berbasis komputer untuk memantau operasional pabrik, mulai dari proses pengumpulan bahan baku sampai ke proses penggilingan hingga menjadi semen. Sedangkan untuk proses pengantongan, itu memiliki ruangan pengendalian tersendiri. 

Sementara untuk pengendalian mutu, Indocement melakukan pengendalian mutu dengan menggunakan perangkat sinar-x. Selain itu juga menggunakan sistem komputer yang secara otomatis dapat menganalisa campuran bahan baku agar sesuai standar.

Selanjutnya untuk pengawasan atas pencemaran udara, Indocement memiliki alat penangkap debu, berfungsi menghisap debu yang muncul dari setiap proses produksi. 

Piranti pengendap debu ini terdiri atas multicylclone, bag filter, dan electrostatic precipitator.

Hal itu disadari sebagai bentuk tanggung jawab perusaaan atas kondisi lingkungan, agar tidak berdampak buruk kepada masyarakat yang bermukim di sekitar pabrik. Bahkan dalam sebuah pernyataannya, Indocement rela mengeluarkan biaya dan tenaga untuk mencegah terjadiya pencemaran udara. 

Sementara itu, Indocement membukukan volume penjualan domestik (semen dan klinker) secara keseluruhan sebesar 12,4 juta ton pada Kuartal III/2022. Jumlah itu turun 294 ribu ton dari volume Kuartal III/2021. 

Untuk volume penjualan semen domestik (tanpa klinker) tercatat sebesar 11,5 juta ton, turun 432 ribu ton dibandingkan volume pada Kuartal III/2021 yang menyebabkan pangsa pasar domestik Perseroan menjadi 24,8 persen. 

Sedangkan penjualan ekspor menurun 17,5 persen dari 333 ribu ton pada Kuartal III/2021 menjadi 275 ribu ton di Kuartal III/2022. 

Dengan beragam inovasi yang dimunculkan seperti menghasilkan produk ramah lingkungan, ini bisa menjadi sarana pendukung dalam upaya peningkatan penjualan produk Indocement. 

Kampanye semen ramah lingkungan ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menjaga kelestarian alam. Jadi terjadi kolaborasi dalam menjaga alam, antara pemerintah dan perusahaan. Tinggal masyarakat yang berkomitmen untuk bergaya hidup ramah lingkungan. 

Ramah lingkungan dalam segala hal, termasuk dalam sektor pembangunan, dikampanyekan karena cukup banyak manfaatnya. Di antaranya ialah bermanfaat untuk kesehatan dan keberlangsungan ekosistem.

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022