Beijing (Antara Megapolitan) - Lomba perahu naga dan beragam tradisi di beberapa sungai atau tempat wisata air di Beijing memeriahkan Festival Perahu Naga atau Duanwu Festival mulai Kamis hingga 11 Juni mendatang.
Aneka perahu dengan beragam hiasan seperti kepala dan ekor naga berlomba mencapai garis akhir dengan iringan tabuhan drum dan genderang untuk menyemangati para pendayung berpacu.
Para penonton bersorak dari tepian sungai, sebagian meneriakkan "Jia you!" (Ayo, semangat) atau "Yong li!" (Lebih kuat) untuk menyemangati tim yang tengah berlaga.
Sejumlah tempat wisata air seperti di Danau Jinji, Suzhou, Shanghai, telah dipadati pengunjung sejak pukul 08.00 waktu setempat untuk menyaksikan lomba perahu naga. Lomba biasa berakhir pukul 16.00 waktu setempat.
Kemeriahan lomba perahu naga juga digelar antara lain di Sungai Qingshui, Kotapraja Taijiang , Qiandongnan Miao dan Dong, Provinsi Guizhou Sungai, Miluo Prefektur Yueyang Provinsi Hunan dan Pelabuhan Victoria, Kowloon, Hong Kong.
Sesuai tradisi turun temurun, beberapa hari sebelum Festival Perahu Naga setiap warga membuat zongzi, nasi atau ketan isi sayuran atau daging yang dibungkus menggunakan daun alang-alang atau bambu kemudian dikukus. Masyarakat juga melakukan pembersihan terhadap tempat tinggalnya, dan memasang daun Mugwort serta Calamus untuk menghalau nyamuk si pembawa penyakit yang banyak muncul di peralihan musim dari semi ke panas.
Sebagian masyarakat juga melekatkan atau mengkalungkan bungkusan kain kecil berisi rempah-rempah kepada anak-anak, untuk mengusir pengaruh setan atau aura negatif lainnya.
Festival Perahu Naga juga memiliki tradisi beragam yang unik di beberapa daerah di Tiongkok, semisal tradisi mandi di baskom besar untuk anak-anak, di Kotapraja Ziqui, Provinsi Hubei.
Air yang diberi ramuan rempah-rempah tersebut, diyakini mampu menghilangkan sial si anak, selama hidupnya.
Kotapraja Ziqui, merupakan kampung halaman penyair Qu Yuan yang merupakan tokoh utama dalam legenda asal muasal festival perahu naga.
Untuk mengenang dan memberikan penghormatan kepada Qu Yuan, tokoh masyarakat dan pemuka adat menggelar ritual khusus di Nantong, Provinsi Jiangsu, pada perayaan Festival Perahu Naga 2016.
Festival Perahu Naga merupakan salah satu perayaan yang menjadi hari libur nasional di Tiongkok. Liburan Festival Perahu Naga 2015 dimulai sejak Kamis (9/6) hingga puncak perayaan tiba pada Sabtu (11/6).
Festival yang digelar tiap bulan kelima penanggalan Tiongkok itu ditujukan untuk mengenang penyair Tiongkok Qu Yuan, yang 200 tahun lalu menenggelamkan diri di Sungai Mi Lo (Provinsi Hubei) untuk memprotes kesewenang-wenangan dan praktik korupsi.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap sang penyair, saat Festival Perahu Naga warga melemparkan bacang ke sungai untuk menghalau ikan agar tidak memakan jasad sang penyair.
Resital puisi dan karya sastra lain pun dipentaskan di beberapa kuil dan taman untuk menandai Festival Perahu Naga di Beijing. Tidak hanya itu, beberapa daerah juga menampilkan aneka kostum tradisional untuk menyemarakkan festival. (Ant).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
Aneka perahu dengan beragam hiasan seperti kepala dan ekor naga berlomba mencapai garis akhir dengan iringan tabuhan drum dan genderang untuk menyemangati para pendayung berpacu.
Para penonton bersorak dari tepian sungai, sebagian meneriakkan "Jia you!" (Ayo, semangat) atau "Yong li!" (Lebih kuat) untuk menyemangati tim yang tengah berlaga.
Sejumlah tempat wisata air seperti di Danau Jinji, Suzhou, Shanghai, telah dipadati pengunjung sejak pukul 08.00 waktu setempat untuk menyaksikan lomba perahu naga. Lomba biasa berakhir pukul 16.00 waktu setempat.
Kemeriahan lomba perahu naga juga digelar antara lain di Sungai Qingshui, Kotapraja Taijiang , Qiandongnan Miao dan Dong, Provinsi Guizhou Sungai, Miluo Prefektur Yueyang Provinsi Hunan dan Pelabuhan Victoria, Kowloon, Hong Kong.
Sesuai tradisi turun temurun, beberapa hari sebelum Festival Perahu Naga setiap warga membuat zongzi, nasi atau ketan isi sayuran atau daging yang dibungkus menggunakan daun alang-alang atau bambu kemudian dikukus. Masyarakat juga melakukan pembersihan terhadap tempat tinggalnya, dan memasang daun Mugwort serta Calamus untuk menghalau nyamuk si pembawa penyakit yang banyak muncul di peralihan musim dari semi ke panas.
Sebagian masyarakat juga melekatkan atau mengkalungkan bungkusan kain kecil berisi rempah-rempah kepada anak-anak, untuk mengusir pengaruh setan atau aura negatif lainnya.
Festival Perahu Naga juga memiliki tradisi beragam yang unik di beberapa daerah di Tiongkok, semisal tradisi mandi di baskom besar untuk anak-anak, di Kotapraja Ziqui, Provinsi Hubei.
Air yang diberi ramuan rempah-rempah tersebut, diyakini mampu menghilangkan sial si anak, selama hidupnya.
Kotapraja Ziqui, merupakan kampung halaman penyair Qu Yuan yang merupakan tokoh utama dalam legenda asal muasal festival perahu naga.
Untuk mengenang dan memberikan penghormatan kepada Qu Yuan, tokoh masyarakat dan pemuka adat menggelar ritual khusus di Nantong, Provinsi Jiangsu, pada perayaan Festival Perahu Naga 2016.
Festival Perahu Naga merupakan salah satu perayaan yang menjadi hari libur nasional di Tiongkok. Liburan Festival Perahu Naga 2015 dimulai sejak Kamis (9/6) hingga puncak perayaan tiba pada Sabtu (11/6).
Festival yang digelar tiap bulan kelima penanggalan Tiongkok itu ditujukan untuk mengenang penyair Tiongkok Qu Yuan, yang 200 tahun lalu menenggelamkan diri di Sungai Mi Lo (Provinsi Hubei) untuk memprotes kesewenang-wenangan dan praktik korupsi.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap sang penyair, saat Festival Perahu Naga warga melemparkan bacang ke sungai untuk menghalau ikan agar tidak memakan jasad sang penyair.
Resital puisi dan karya sastra lain pun dipentaskan di beberapa kuil dan taman untuk menandai Festival Perahu Naga di Beijing. Tidak hanya itu, beberapa daerah juga menampilkan aneka kostum tradisional untuk menyemarakkan festival. (Ant).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016