Pengamat politik dan birokrasi, Varhan Abdul Aziz menilai pernyataan-pernyataan Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko yang menyampaikan agar masyarakat tidak terjebak dalam politik adu domba menghadapi tahun politik 2024 sebagai penyejuk persatuan.  

"Figur seperti Pak Moeldoko yang menyampaikan gagasan ini, menjadi penting karena sebagai bangsa yg terdiri dari ribuan suku dan ratusan bahasa, Indonesia selalu memiliki potensi persimpangan kepentingan dan perbedaan pandangan," kata Varhan yang juga Sekretaris Eksekutif Indonesia Bureaucracy and Service Watch  dalam keterangannya, Sabtu.

Menurut pria yang juga menjabat sebagai Menpora DPP Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) ini, solusi toleransi selalu menjadi akar dalam kebuntuan persamaan pilihan. 

"Satu hal yg pasti, yang beda tdk bisa sama, namun bukan untuk dibeda2kan. Seperti yang disampaikan Jenderal Moeldoko, Indonesia saat ini butuh stabilitas di berbagai bidang, dan hal itu hanya bisa dicapai melalui kebersamaan yang ideal," katanya.

Baca juga: Moeldoko: Aksi peretasan data milik Indonesia oleh akun "Bjorka" harus ditindak tegas

Lebih lanjut Varhan menyoroti mengenai probabilitas Moeldoko dalam melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan Indonesia. 

"Moeldoko ini paket komplit tokoh dari kalangan rakyat bawah, khatam sampai jadi Jenderal yang kaya strategi militer, sukses menjadi pengusaha dimana tentunya ia jago ekonomi, serta paham urusan pertanian, tepat dengan kondisi Indonesia untuk membangkitkan diri sebagai Negara Agraris," puji Varhan yang juga Wakil Bendahara Umum DPP KNPI . 

Pengurus Purna Paskibraka Indonesia ini juga menekankan pentingnya kepemimpinan yang berwawasan luas serti imiah.   

"Dibalik semua kesibukannya, beliau telah menyelesaikan Pendidikan Doktoral di Universitas Indonesia, tempat orang-orang cerdas berkumpul sebagai Entitas Akademik terdepan di negeri ini. Bahkan terakhir Pak Moel mendapat anugerah Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Semarang," kata Varhan. 

Baca juga: Presiden Jokowi tandatangani Inpres mobil listrik jadi kendaraan dinas pemerintah

"Pemimpin harus diuji secara akal pikiran, karena cabang tanggungjawabnya pada negata harus menyeluruh, maka pemimpin wajib kuat berfikir," serunya. 

Ia menyebutkan bahwa kemampuan literasi seorang Moeldoko juga nampak kuat, hal ini dibuktikan dengan karya buku yang dituliskanya. Buku M Leadership baru saja dilaunching, didalam buku itu anak bangsa diajak melakukan 3M sebagai penguat langkah kemajuan bangsa. 

Move, Motivate & Make Difference jadi kunci utama, bahkan buku ini disarankan oleh mantan Prof. Purnomo Yusgiantoro untuk menjadi referensi pembelajaran pendidikan di Perguruan Tinggi. 

Varhan yang merupakan Alumni Pascasarjana Universitas Indonesian pada konsentrasi Kajian Kepemimpinan ini meyakini seorang pemimpin sejati harus dapat menginspirasi bukan hanya kharisma namun motivasi lewat perjuangan kehidupan. 

Baca juga: Pengamat nilai KSP Moeldoko sosok visioner yang solutif

"Seorang Moeldoko sudah melalui semua itu, kalah kita sebut namanya, masyarakat langsung tergambar sosok yang berjuang hidup dari bawah, anak rakyat jelata yang berkembang menjadi orang besar dengan kerja-kerja besar. Disana Kepercayaan Orang Indonesia terbangun." jelasnya. 

Terakhir ia menekankan pentingnya kata legowo dalam transisi Kepemimpinan Indonesia. 

"Semua mau menang, semua harus siap kalah, karena yang menang hanya akan ada sati. Dan kita percaya Jenderal Moeldoko punya kunci tersebut, ketika beliau didukung untuk maju, selalu siap pula menang ataupun kalah. Jatuh bangun sudah banyak dilaluinya, Indonesia Butuh Pemimpin yang mengutamakan memenangkan kepentingan rakyatnya." tutup Varhan
 

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022