Purwakarta (Antara Megapolitan) - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyarankan agar Shazia Aziza, penderita penyakit kanker hati, tetap mendapatkan hak pendidikannya dengan cara belajar di rumah.
"Jadi, nanti Aziza yang bersekolah di SDN 6 Ciseureuh akan diajari gurunya setiap hari," katanya, saat menerima keluarga Aziza di rumah dinasnya, Purwakarta, Senin.
Ia mengaku akan memberikan bantuan kepada keluarga sebagai biaya operasional mengantar Aziza untuk kemoterapi.
"Biaya untuk kemoterapi sudah ditanggung BPJS Kesehatan. Jadi kita memberi bantuan untuk biaya operasional saja," kata dia.
Sementara itu, Shazia Aziza (10) menderita penyakit kanker hati sejak 2013. Dengan didampingi kedua orang tuanya, Aziza mendatangi rumah dinas Bupati Purwakarta, Senin, untuk meminta bantuan biaya kemoterapi yang rutin dilakukan setiap sepekan.
Anak dari pasangan Siti Nurhasanah dan Cepi Munawar ini seharusnya segera mendapatkan tindakan operasi untuk kesembuhan penyakitnya. Tetapi karena kondisi tubuh yang tidak stabil, pihak rumah sakit enggan melakukan tindakan medis.
"Kami hanya bisa melakukan Kemoterapi karena untuk operasi pihak dokter mengatakan beresiko tinggi," Ny Siti, ibu Aziza.
Penyakit Aziza itu berawal saat anak itu menderita sakit di bagian perut. Saat diperiksa ke dokter klinik, hasil rontgen memperlihatkan telah terjadi pembengkakan di bagian liver.
Pihak keluarga kemudian segera memeriksakan anaknya ke dokter spesialis. Dari diagnosa dokter, Aziza menderit penyakit kanker hati.
Sejumlah rumah sakit telah didatangi oleh pihak keluarga Aziza. Tetapi semuanya menyarankan agar segera dilakukan tindakan operasi. Kemalangan Aziza berlanjut saat diketahui kondisi tubuhnya tidak stabil untuk dioperasi, sehingga Kemoterapi menjadi solusi jangka pendek untuk pengobatan.
"Seminggu sekali harus kemoterapi dengan biaya Rp5 juta, sudah repot sebenarnya," kata dia.
Atas hal itu ia memberanikan diri mengontak nomor SMS Center 08121297775, milik Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, dengan tujuan meminta bantuan untuk biaya kemoterapi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Jadi, nanti Aziza yang bersekolah di SDN 6 Ciseureuh akan diajari gurunya setiap hari," katanya, saat menerima keluarga Aziza di rumah dinasnya, Purwakarta, Senin.
Ia mengaku akan memberikan bantuan kepada keluarga sebagai biaya operasional mengantar Aziza untuk kemoterapi.
"Biaya untuk kemoterapi sudah ditanggung BPJS Kesehatan. Jadi kita memberi bantuan untuk biaya operasional saja," kata dia.
Sementara itu, Shazia Aziza (10) menderita penyakit kanker hati sejak 2013. Dengan didampingi kedua orang tuanya, Aziza mendatangi rumah dinas Bupati Purwakarta, Senin, untuk meminta bantuan biaya kemoterapi yang rutin dilakukan setiap sepekan.
Anak dari pasangan Siti Nurhasanah dan Cepi Munawar ini seharusnya segera mendapatkan tindakan operasi untuk kesembuhan penyakitnya. Tetapi karena kondisi tubuh yang tidak stabil, pihak rumah sakit enggan melakukan tindakan medis.
"Kami hanya bisa melakukan Kemoterapi karena untuk operasi pihak dokter mengatakan beresiko tinggi," Ny Siti, ibu Aziza.
Penyakit Aziza itu berawal saat anak itu menderita sakit di bagian perut. Saat diperiksa ke dokter klinik, hasil rontgen memperlihatkan telah terjadi pembengkakan di bagian liver.
Pihak keluarga kemudian segera memeriksakan anaknya ke dokter spesialis. Dari diagnosa dokter, Aziza menderit penyakit kanker hati.
Sejumlah rumah sakit telah didatangi oleh pihak keluarga Aziza. Tetapi semuanya menyarankan agar segera dilakukan tindakan operasi. Kemalangan Aziza berlanjut saat diketahui kondisi tubuhnya tidak stabil untuk dioperasi, sehingga Kemoterapi menjadi solusi jangka pendek untuk pengobatan.
"Seminggu sekali harus kemoterapi dengan biaya Rp5 juta, sudah repot sebenarnya," kata dia.
Atas hal itu ia memberanikan diri mengontak nomor SMS Center 08121297775, milik Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, dengan tujuan meminta bantuan untuk biaya kemoterapi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016