Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pemahaman masyarakat mengenai makan buah untuk kesehatan tubuh digencarkan di dalam negeri yang akan berdampak pada peningkatan sektor pertanian bidang produksi buah yang berimbas untuk membantu pergerakan ekonomi nasional.

Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Liferdi Lukman saat menghadiri Festival Buah dan Bunga Nusantara 2022 di Alun-alun Kota Bogor, Jumat, mengungkapkan bahkan di sebagian masyarakat luar negeri, buah sudah menjadi makanan pokok maupun pendamping yang wajib tersedia ketika makan untuk alasan kesehatan.

"Di negara lain orang sarapan pagi pasti dengan buah dan malah ada juga yang sudah sebagai diversifikasi, sebagai makanan pokoknya, sehingga ke depan kita harus dorong kepada masyarakat. Karena untuk kalangan menengah ke atas, kalau pengen glowing itu makan buah, sehingga potensi pasar buah ini masih terbuka lebar," ungkapnya.

Baca juga: IPB: Potensi profit yang dihasilkan petani buah cukup menjanjikan ke depan
Baca juga: Bogor Gelar Karnaval Buah Indonesia 20 Desember

Liferdi mengemukakan Indonesia sebagai negara tropis mempunyai potensi untuk pengembangan buah dan flori atau bunga.

Akan tetapi menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kata dia, menunjukkan kapasitas konsumsi buah masyarakat Indonesia baru separuh dari rekomendasi-rekomendasi WHO 150 gram per hari yakni 82 gram.

Liferdi menyampaikan Kementan bersama pemerintah daerah dan instansi terkait lain akan menelusuri faktor yang menyebabkan konsumsi buah masyarakat Indonesia masih kurang baik.

"Jadi apakah karena tidak tersedia atau karena pola pemahaman buah masih diposisikan sebagai apa, makanan tambahan pencuci mulut," ujarnya.

Baca juga: Bima Harapkan Festival Buah Dongkrak Kunjungan Wisata

Menurutnya, sosialisasi mengenai pentingnya makan buah perlu dilakukan sambil produksi buah lokal ditingkatkan dengan kualitas dan inovasi yang semakin dikembangkan.

"Kalau kita bandingkan dengan perkebunan lain, 9:1. Apa itu artinya bisa ditanam di pekarangan yang sangat sempit tidak seperti sektor pertanian lain. Tanaman buah masih bisa dengan teknologi vertikultur bertingkat, itu memungkinkan untuk buah-buahan, tanaman hias," katanya.

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022