Bogor (Antara Megapolitan) - Kepala Desa Bojongkulur, Kabupaten Bogor Firman Riansyah membuat surat terbuka yang ditujukan kepada Bupati Bogor Nurhayanti terkait lambatnya respon pemerintah setempat dalam menanggulangi kerusakan infrastruktur Perumahan Vila Nusa Indah akibat banjir.
"Saya Kades Bojongkulur meminta maaf kepada ibu bupati karena tidak bisa membendung kekecewaan warga saya kepada Pemkab Bogor atas kerusakan lingkungan yang terjadi akibat banjir," katanya di hadapan 1.500 warga Vila Nusa Indah, Desa Bojongkulur, Kecamatan gunung Puteri Kabupaten Bogor, Minggu.
Dalam surat tersebut Firman juga mengaku siap menerima amarah dari pimpinannya atas kelemahannya itu, namun dia meminta agar Bupati Bogor tidak menyalurkan amarahnya kepada warga Bojongkulur.
"Biarkan saya berbicara kepada ibu bupati agar suara kami terdengar jelas. Ibu bupati boleh marah pada kami (aparatur Desa Bojongkulur) terkait aksi unjuk rasa ini, tapi jangan marah pada warga kami," katanya.
Firman mengatakan, aksi demonstrasi warga Bojongkulur wajar dilakukan mengingat kerusakan infrastruktur yang berlangsung sejak 2002 hingga 2016 di Vila Nusa Indah dan sekitarnya belum kunjung diperbaiki oleh pihak terkait.
"Ibu bupati boleh katakan aksi ini hanya emosional sesaat warga, tapi perlu ibu ketahui juga bahwa rumah kami berantakan, harta benda kami rusak, buku tulis dan pelajaran anak kami juga rusak, jalan kami rusak parah dan mengancam keselamatan kami," katanya.
Melalui surat terbuka itu Firman meminta agar seluruh pihak terkait dapat memprioritaskan penanganan kerusakan infrastruktur di wilayahnya yang rusak akibat banjir.
"Bupati harus bisa segera memulihkan kerusakan wilayah kami. Buktikanlah bahwa kami (warga Bojongkulur) masih menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Bogor," katanya.
Dalam kesempatan itu, Firman juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi yang telah merespon positif aspirasi warganya untuk bergabung secara administratif ke wilayah Kota Bekasi.
Dalam suratnya, Firman juga meminta maaf kepada warga Bojongkulur karena merasa belum bisa menjadi pelayan bagi masyarakatnya secara baik.
"Kepada warga Bojongkulur, kami mohon maaf belum bisa jadi pelayan bagi masyarakat. Aksi ini jadi pelajaran bagi kami untuk lebih baik lagi ke depan," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Warga Perumahan Vila Nusa Indah, Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor mengelar aksi unjuk rasa, Minggu pagi (22/5), menuntut perbaikan infrastruktur kawasan pascabanjir.
"Tidak ada itikad baik dari Pemkab Bogor terhadap kondisi infrastruktur kami yang dirusak banjir sejak 2002 untuk diperbaiki. Warga sudah bosan dengan situasi ini karena kami juga diwajibkan membayar pajak," kata Ketua RW22 Villa Nusa Indah 2, Anis Ilahi di Bogor.
Aksi unjuk rasa diikuti lebih dari 2.500 perwakilan warga yang tersebar di dua dusun Perumahan Vila Nusa Indah bertempat di Bundaran Jalan Raya Vila Nusa Indah mulai pukul 08.00 WIB.
"Warga yang demonstrasi itu mewakili 250 ribu jiwa penduduk Vila Nusa Indah yang tersebar di delapa RW 16-20," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Saya Kades Bojongkulur meminta maaf kepada ibu bupati karena tidak bisa membendung kekecewaan warga saya kepada Pemkab Bogor atas kerusakan lingkungan yang terjadi akibat banjir," katanya di hadapan 1.500 warga Vila Nusa Indah, Desa Bojongkulur, Kecamatan gunung Puteri Kabupaten Bogor, Minggu.
Dalam surat tersebut Firman juga mengaku siap menerima amarah dari pimpinannya atas kelemahannya itu, namun dia meminta agar Bupati Bogor tidak menyalurkan amarahnya kepada warga Bojongkulur.
"Biarkan saya berbicara kepada ibu bupati agar suara kami terdengar jelas. Ibu bupati boleh marah pada kami (aparatur Desa Bojongkulur) terkait aksi unjuk rasa ini, tapi jangan marah pada warga kami," katanya.
Firman mengatakan, aksi demonstrasi warga Bojongkulur wajar dilakukan mengingat kerusakan infrastruktur yang berlangsung sejak 2002 hingga 2016 di Vila Nusa Indah dan sekitarnya belum kunjung diperbaiki oleh pihak terkait.
"Ibu bupati boleh katakan aksi ini hanya emosional sesaat warga, tapi perlu ibu ketahui juga bahwa rumah kami berantakan, harta benda kami rusak, buku tulis dan pelajaran anak kami juga rusak, jalan kami rusak parah dan mengancam keselamatan kami," katanya.
Melalui surat terbuka itu Firman meminta agar seluruh pihak terkait dapat memprioritaskan penanganan kerusakan infrastruktur di wilayahnya yang rusak akibat banjir.
"Bupati harus bisa segera memulihkan kerusakan wilayah kami. Buktikanlah bahwa kami (warga Bojongkulur) masih menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Bogor," katanya.
Dalam kesempatan itu, Firman juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi yang telah merespon positif aspirasi warganya untuk bergabung secara administratif ke wilayah Kota Bekasi.
Dalam suratnya, Firman juga meminta maaf kepada warga Bojongkulur karena merasa belum bisa menjadi pelayan bagi masyarakatnya secara baik.
"Kepada warga Bojongkulur, kami mohon maaf belum bisa jadi pelayan bagi masyarakat. Aksi ini jadi pelajaran bagi kami untuk lebih baik lagi ke depan," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Warga Perumahan Vila Nusa Indah, Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor mengelar aksi unjuk rasa, Minggu pagi (22/5), menuntut perbaikan infrastruktur kawasan pascabanjir.
"Tidak ada itikad baik dari Pemkab Bogor terhadap kondisi infrastruktur kami yang dirusak banjir sejak 2002 untuk diperbaiki. Warga sudah bosan dengan situasi ini karena kami juga diwajibkan membayar pajak," kata Ketua RW22 Villa Nusa Indah 2, Anis Ilahi di Bogor.
Aksi unjuk rasa diikuti lebih dari 2.500 perwakilan warga yang tersebar di dua dusun Perumahan Vila Nusa Indah bertempat di Bundaran Jalan Raya Vila Nusa Indah mulai pukul 08.00 WIB.
"Warga yang demonstrasi itu mewakili 250 ribu jiwa penduduk Vila Nusa Indah yang tersebar di delapa RW 16-20," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016