Bogor (Antara Megapolitan) - Badan Pusat Statistik Kota Bogor, Jawa Barat mencatat proses Sensus Ekonomi 2016 di wilayahnya mulai dari awal digulirkan hingga saat ini mencapai 40 persen.
"Sampai dengan kondisi hari ini, yang tercatat di web monitoring, proses pencatatan sensus ekonomi sekitar 40 persen selesai," kata Kepala BPS Kota Bogor Budi Haryono kepada Antara di Bogor, Jumat.
Menurut Budi, kemungkinan cakupan sensus ekonomi yang dilaksanakan di lapangan sudah lebih dari 40 persen, karena masih banyak petugas yang belum melaporkan hasil pencatatannya ke kantor.
Untuk evaluasi petugas Pencacah Sensus Lengkap (PCL) dan Pemeriksa Sensus Lengkap (PML), lanjutnya, sudah dilakukan dua kali yakni pada tanggal 9 dan 18 Mei di masing-masing kecamatan.
Dari hasil evaluasi tersebut, untuk dua blok sensus yang kedua (satu peugas bertugas di dua blok sensus) rata-rata sudah menyelesaikan sekitar setengahnya.
"Jadi sebetulnya bisa jadi pencatatan di lapangan tinggal 30 persen lagi. Kita optimistis target 31 Mei dapat dicapai," katanya.
Ia mengatakan, BPS Kota Bogor menurunkan 1.819 petugas Sensus Ekonomi 2016 disebar untuk melakukan pendataan selama satu bulan di enam kecamatan. Petugas tersebut terdiri atas, 1.354 Pencacah Sensus Lengkap (PCL), 454 Pengawas/pemeriksa Sensus Lengkap (PML), lima koordinator lapangan dan enam koordinator sensus kecamatan (Koseka).
Menurutnya, kegiatan sensus tersebut dilakukan dengan melakukan pendekatan terhadap anggota rumah tangga secara "door to door" untuk mengetahui jenis usaha warga se-Kota Bogor.
"Pecatatan dilakukan dengan metode wawancara langsung kepada masyarakat," katanya.
Selain mendatangi rumah warga, lanjut Budi, petugas sensus juga mendata dan mendatangi langsung tempat-tempat usaha seperti restoran, hotel, perkantoran, pertokoan, pabrik serta perbelanjaan, pasar tradisional dan lainnya.
Ia menyebutkan, salah satu manfaat sensus ekonomi bagi dunia usaha adalah akan menjadi pemetaan ekonomi bagi usaha bisnis yang tepat di Kota Bogor.
"Sensus ekonomi memotret potensi perekonomian Kota Bogor untuk memetakan karakteristik usaha, kegiatan usaha mikro kecil dan menengah menjadi basis data sehingga pembangunan jadi lebih berkualitas," katanya.
Menurutnya, potret ekonomi tersebut menjadi penting dan ditunggu dunia usaha untuk menentukan dan memulai jenis usaha yang tepat dibutuhkan saat ini.
"Maka itu kami mengimbau masyarakat, pengusaha dan asosiasi perusahaan dan perbankan serta sektor ekonomi lainnya untuk bersama-sama sukseskan sensus ekonomi," katanya.
Ia mengatakan, pengusaha maupun masyarakat tidak perlu takut untuk memberikan data yang sebenarnya kepada petugas sensus dengan alasan menghindari pajak. Karena data responden dilindungi oleh undang-undang.
"Perolehan data sensus akan diolah dan disampaikan hasilnya kepada masyarakat pada 17 Agustus 2016 oleh Presiden Joko Widodo," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Sampai dengan kondisi hari ini, yang tercatat di web monitoring, proses pencatatan sensus ekonomi sekitar 40 persen selesai," kata Kepala BPS Kota Bogor Budi Haryono kepada Antara di Bogor, Jumat.
Menurut Budi, kemungkinan cakupan sensus ekonomi yang dilaksanakan di lapangan sudah lebih dari 40 persen, karena masih banyak petugas yang belum melaporkan hasil pencatatannya ke kantor.
Untuk evaluasi petugas Pencacah Sensus Lengkap (PCL) dan Pemeriksa Sensus Lengkap (PML), lanjutnya, sudah dilakukan dua kali yakni pada tanggal 9 dan 18 Mei di masing-masing kecamatan.
Dari hasil evaluasi tersebut, untuk dua blok sensus yang kedua (satu peugas bertugas di dua blok sensus) rata-rata sudah menyelesaikan sekitar setengahnya.
"Jadi sebetulnya bisa jadi pencatatan di lapangan tinggal 30 persen lagi. Kita optimistis target 31 Mei dapat dicapai," katanya.
Ia mengatakan, BPS Kota Bogor menurunkan 1.819 petugas Sensus Ekonomi 2016 disebar untuk melakukan pendataan selama satu bulan di enam kecamatan. Petugas tersebut terdiri atas, 1.354 Pencacah Sensus Lengkap (PCL), 454 Pengawas/pemeriksa Sensus Lengkap (PML), lima koordinator lapangan dan enam koordinator sensus kecamatan (Koseka).
Menurutnya, kegiatan sensus tersebut dilakukan dengan melakukan pendekatan terhadap anggota rumah tangga secara "door to door" untuk mengetahui jenis usaha warga se-Kota Bogor.
"Pecatatan dilakukan dengan metode wawancara langsung kepada masyarakat," katanya.
Selain mendatangi rumah warga, lanjut Budi, petugas sensus juga mendata dan mendatangi langsung tempat-tempat usaha seperti restoran, hotel, perkantoran, pertokoan, pabrik serta perbelanjaan, pasar tradisional dan lainnya.
Ia menyebutkan, salah satu manfaat sensus ekonomi bagi dunia usaha adalah akan menjadi pemetaan ekonomi bagi usaha bisnis yang tepat di Kota Bogor.
"Sensus ekonomi memotret potensi perekonomian Kota Bogor untuk memetakan karakteristik usaha, kegiatan usaha mikro kecil dan menengah menjadi basis data sehingga pembangunan jadi lebih berkualitas," katanya.
Menurutnya, potret ekonomi tersebut menjadi penting dan ditunggu dunia usaha untuk menentukan dan memulai jenis usaha yang tepat dibutuhkan saat ini.
"Maka itu kami mengimbau masyarakat, pengusaha dan asosiasi perusahaan dan perbankan serta sektor ekonomi lainnya untuk bersama-sama sukseskan sensus ekonomi," katanya.
Ia mengatakan, pengusaha maupun masyarakat tidak perlu takut untuk memberikan data yang sebenarnya kepada petugas sensus dengan alasan menghindari pajak. Karena data responden dilindungi oleh undang-undang.
"Perolehan data sensus akan diolah dan disampaikan hasilnya kepada masyarakat pada 17 Agustus 2016 oleh Presiden Joko Widodo," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016