Bekasi (Antara Megapolitan) - "Zaman dulu orang tidak kenal supermarket, mereka datangnya ke pasar tradisional yang jalannya sempit dan pengunjungnya banyak, jadinya pada bersenggolan saat berbelanja. Sensasi itu yang ingin kami hadirkan ke dalam Festival Pasar Senggol Summarecon Mal Bekasi," 

Ungkapan itu disampaikan General Manager Operation Summarecon Mal Bekasi Willy Effendy saat menghadiri pembukaan Pasar Senggol Summarecon Mal Bekasi 2016 bertajuk "Jelajahi Kuliner Asia" Jumat (15/4).

Untuk mewujudkan keinginan itu, Summarecon Mal Bekasi memanfaatkan lahan parkir mal di bagian barat untuk menampung sebanyak 78 booth dan 14 truk milik para pengusaha kuliner dari berbagai daerah di Indonesia.

Willy mengakui, untuk menghadirkan nuansa pasar tradisional di tengah masyarakat perkotaan cukup menguras stamina dan pikiran agar seluruh persyaratannya dapat terpenuhi.

Karena itu, pihaknya menetapkan sejumlah kriteria bagi seluruh tenant yang bergabung dalam Pasar Senggol tersebut untuk diseleksi secara ketat oleh 12 orang perwakilan tim penyelengara.

"Seleksi makanan dan minuman kita lakukan berdasarkan kriteria kelezatan rasa, kebersihan, dan harga jual yang terjangkau oleh konsumen," katanya.

Dari 250 pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM), kata dia, hanya 92 pengusaha dengan 600 menu kuliner Asia yang dianggap memenuhi standar persyaratan penyelenggara. 92 pengusaha itu terdiri atas 78 booth dan 14 food truk.

Konsep wisata kuliner tersebut berhasil memancing kedatangan pengunjung ke lokasi festival untuk mengisi waktu luang bersama keluarga.

"Menyantap kue gemblong dan cucur hangat yang harganya murah dalam suasana tempo dulu itu rasanya nikmat," kata salah satu pengunjung dari Jakarta Timur, Oman Rachman (45).

Selain kue, pegawai swasta ini juga menyicipi sejumlah kuliner Jepang dan Korea antara lain Yangnyeom Chicken, Salmon Ball dan Curry Rice, di saat tiga anaknya yang masih kecil asik menikmati wahana pasar malam.

Untuk memperkuat atmosfer pasar rakyat di tengah kota, penyelenggara memang sengaja menghadirkan sejumlah wahana permainan pasar malam yang digerakan secara konvensional dengan tenaga manusia.

Wahana Ombak Banyu menjadi salah satu lokasi favorit remaja yang menantang adrenaline mereka dengan tempat duduk berputar dan meliuk-liuk. Jeritan kian terdengar keras saat petugas dengan sekuat tenaga memutar dan mengayunkan wahana permainan layaknya ombak.

Selain itu, ada pula wahana Kincir-Kincir, Komidi Putar, Ontang-Anting, Bioskop 8 Dimensi dan lainnya.

Permainan klasik itu semakin memeriahkan suasana Pasar Senggol saat akhir pekan dengan gemerlap lampu warna warni yang menyala pada malam hari.

Ajang promosi UKM

Persiapan matang ditambah promosi yang gencar oleh penyelenggara rupanya berkorelasi positif dalam mendongkrak pamor serta penghasilan para pengusaha kuliner yang terlibat.

"Summarecon Mal Bekasi bisa mendongkak pamor usaha saya melalui Pasar Senggol setiap tahunnya. Sekarang saya sudah punya empat cabang," kata Maryana pemilik usaha Soto Betawi Bang Udin di Pasar Senggol Summarecon Mal Bekasi.

Soto Betawi dengan rasa gurih dari santan ditambah sensasi asam, manis dan pedas itu diklaim Maryana bisa mendatangkan keuntungan sampai Rp70 juta pada akhir pekan.

Pengusaha kuliner yang juga merasakan keuntungan adalah Hendra Rizky (26) yang membuka stand jajanan Ceker Begal.

Keuntungan dari membuka booth di Pasar Senggol itu mampu memberikannya modal untuk membuka warung di Kota Bandung.

"Biasanya sehari habis sebanyak 20 kilogram ceker olahan, tapi kalau jualan di Pasar Senggol bisa habis empat kali lipatnya," katanya.

Hendra mencatat, pengunjung untuk hari kerja di Pasar Senggol bisa mencapai 70 ribu orang per hari, dan akhir pekan serta hari libur bisa mencapai 120 ribu pengunjung.

Ceker olahan bumbu rica-rica buatan Hendra menjadi primadona para pengunjung karena strategi promosinya yang  mengundang penasaran.

"Menu cekernya ada Dibegal, Ditampar Mertua untuk yang paling pedas, dan Begal Sadis untuk pedas sedang," katanya.

Menjadi bagian dari kegiatan Pasar Senggol merupakan pengalaman tersendiri bagi Hendra dan seorang karyawannya dalam menimba ilmu bisnis kuliner.

"Saya punya banyak pengalaman berbisnis agar usaha saya ke depan bisa lebih baik lagi," demikian Hendra.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016