Bogor (Antara Megapolitan) - Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Tazkia, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menggelar kompetisi tahunan "Accounting Competition" 2016 yang melibatkan pelajar SMA dan SMK se-Jabodetabek sebagai peserta.

"Kompetisi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dasar para peserta dalam menguasai akuntasi dengan harapan menjadi akuntan-akuntan yang berdedikasi tinggi, berdaya saing, dan mematuhi aturan yang berlaku," kata Ketua Panitia Accounting Competition, Ruqayyah Almascaty di Bogor, Selasa.

Ia mengatakan, Accounting Competition 2016 merupakan kompetisi kedua yang diselenggarakan STIE Tazkia. Latar belakang penyelenggaraan perlombaan akutansi tersebut melihat diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Dengan berlakunya MEA, seorang akuntan Indonesia tidak ada batasannya, orang asing bisa bekerja sebagai akuntan di Indonesia begitu juga sebaliknya," kata dia.

Melalui kompetisi ini, lanjutnya, para peserta diasah kemampuan dasarnya, meningkatkan kualifikasinya dan kepercayaan diri agar mampu menjadi seorang akuntan yang memiliki daya saing siap menghadapi MEA.

Ia mengatakan, peran akuntan tidak terlepas dari pembangunan. Keberadaan para akuntan sangat dibutuhkan, tapi tak jarang akuntan-akuntan terlena dengan profesinya sehingga terjadi kecurangan dalam sebuah proses pembangunan.

"Isu hangat saat ini kasus reklamasi Teluk Jakarta, dan Sumber Waras, secara tidak langsung disana ada keterlibatan akuntan yang menghintung besarnya biaya ganti rugi," katanya.

Isu tersebut, lanjutnya, menjadi bahan untuk persentasi para peserta yang lolos ke babak final. Tiga tim yang lolos di babak final akan menyampaikan presentasi dihadapan juri dengan tema yang akan diberikan pada saat pertandingan dimulai.

Kompetisi Akutansi 2016 ini diikuti delapan tim dari lima sekolah yakni SMKN 1 Bojonggede, SMKN 1 Kota Bogor, SMKN 25 Jakarta, SMK Triple J, SMK Arjuna (Jakarta), SMA Latansa, Banten.

"Satu tim terdiri dari tiga peserta," kata Conita Lutfiah, Ketua Pelaksana kegiatan.

Conita mengatakan, kompetisi akuntasi ini berlangsung selama dua hari yakni 3-4 Mei. Hari pertama dilaksanakan babak penyisian dari delapan tim menjadi lima tim. Dalam babak penyisihan ini, peserta mengikuti tiga tahapan yakni pilihan ganda, teka-teki silang dan Myob.

"Setelah menyisihkan tiga tim, lima tim yang maju ke babak semi final akan mengikuti perlombaan cerdas-cermat akutansi dan pengembangan wawasan. Dari lima tim akan dicari tiga tim dengan nilai terbanyak untuk maju ke final," katanya.

Selanjutnya, pada hari kedua dilangsungkan final "Accounting Competition 2016" diikuti tiga tim. Pada babak final, tiga tim akan menyampaikan presentasinya di hadapan juri dengan tema yang diberikan langsung di tempat.

"Tim diberi waktu mempresentasikan tema yang diberikan juri selama 30 menit," katanya.

Adapun tiga tema besar presentasi yang akan dipertandingan yakni peran akuntan dalam era MEA, peran akuntan dalam pemberantasan korupsi, dan peran akuntan dalam peningkatan pajak di Indonesia.

"Terkait korupsi ini ada kaitannya dengan isu Reklamasi Teluk Jakarta dan Sumber Waras, dan tema pajak ini terkait Panana papper, dalam kasus ini banyak nama-nama orang Indonesia, disini peran akuntan diperlukan untuk menghitung nilai pajak yang sebenarnya," katanya.

Ruqayyah menambahkan, Accounting Competition 2016 mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Pendidikan yang akan menjadikan acara tersebut sebagai agenda tahunan dalam rangka menghasilkan para akuntan yang profesional di bidangnya.

"Output dari kegiatan ini dapat melahirkan akuntan yang Islami dan memahami perannya. Jika sudah paham menjadi akuntan yang profesional, dan mematuhi kode etik, paham aturan dan PSAK, menguasai Myob sehingga memudahkan peran akuntan dalam batasan yang ditetapkan pemerintah dan meminimalisir kecurangan," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016