Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Teguh Dartanto menjadi pembicara dalam acara bergengsi Nobel Prize Dialogue Singapore 2022. 

Sebagai salah satu panelis dalam sesi Education & Future of Youth, Teguh mengusung semangat transformasi dan inklusivitas, untuk mendorong peningkatan taraf hidup dan mewujudkan masa depan dunia yang lebih baik. 

"Pandemi telah mendorong transformasi dalam bidang Pendidikan melalui sistem pembelajaran daring yang dapat menjangkau semakin luas dan semakin banyak peserta didik," kata Teguh Dartanto dalam keterangannya, Rabu.

Namun disisi lain pandemi juga mengakibatkan adanya learning losses terutama bagi anak-anak dari keluarga miskin karena mereka tidak memiliki akses internet, akses bahan pelajaran yang baik, dan sistem pengajaran di era digital yang belum memadai. 

Baca juga: FEB UI canangkan zona integritas bentuk komitmen wujudkan birokrasi bersih
Baca juga: Dekan FEB UI sebut pemberian kompensasi untuk antisipasi inflasi tinggi

Pada sesi ini Teguh juga menyampaikan bahwa Pendidikan harus menjadikan manusia sebagai manusia yang sesungguhnya, oleh karena itu Pendidikan harus mengajarkan skill dasar sebagai manusia yaitu keterampilan untuk menyelesaikan masalah, keterampilan untuk berinteraksi dengan orang lain, keterampilan untuk menjadi pribadi yang resilien, keterampilan untuk memahami sebuah kebenaran (curiosity&social awareness) dan keterampilan untuk memberikan dampak sosial.

Nobel Prize Dialoque dilangsungkan di Singapura, Selasa (13/9) dengan mengangkat tema The Future We Want Together. Pada sesi puncak, evening panel discussion, Teguh bersama dengan 4 pemenang nobel dan 1 profesor dari University of Cambridge membicarakan 6 isu utama: our digital future, wellbeing in the face of climate change, economic wellbeing, education & the future of youth, health after the pandemic & pursuit of happiness. 

Teguh mengatakan para ilmuwan dan akademisi dalam ajang tersebut mendapat tantangan bersama terkait bagaimana bisa membuat masa depan yang lebih baik. Serta apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat global.

Baca juga: FEB UI gelar gerakan sosial Santriprenuer Educamp

Dialog tersebut adalah serangkaian diskusi yang mengeksplorasi jalan terbaik menuju dunia dengan peningkatan kesejahteraan yang merata. Acara ini merupakan pertemuan lintas disiplin ilmu secara terbuka yang menyatukan konstelasi unik pemenang Hadiah Nobel, ilmuwan terkemuka dunia, pembuat kebijakan, dan pemimpin pemikiran untuk membahas masalah global yang memengaruhi seluruh masyarakat dunia antara lain. 

“Dalam sesi yang kami isi, membahas beberapa isu yaitu bagaimana perbedaan pendidikan di Asia-Pasifik. Bagaimana dunia pendidikan dapat belajar dari pengalaman selama pandemi Covid-19. Juga apakah pendidikan perlu bergerak melampaui fakta pembelajaran," ujar Teguh.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022