Bekasi, 16/10 (ANTARA) - "Donor darah di Masjid, wow keren, trend baru nih....," begitu celetuk seorang mahasiswi berkerudung saat menghadiri pencanangan "Program Nasional Donor Darah Berbasis Masjid" oleh Ketua Umum PMI Jusuf Kalla di gedung Yayasan Islamic Center Kota Bekasi pekan ini.

Di balik itu, tentunya banyak pihak berharap dari masjid akan mengalir darah segar ke dalam kantong darah untuk memenuhi kebutuhan pasien agar bisa kembali sehat melalui setetes demi setetes darah yang dialirkan ke tubuh mereka.

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla menegaskan masjid berperan penting dalam mencukupi kebutuhan darah yang setiap tahunnya masih kurang sebanyak sejuta kantong dari kebutuhan ideal 4,5 juta kantong atau dua persen dari populasi penduduk Indonesia.

"Kita ingin agar kegiatan donor darah bisa dilaksanakan di masjid-masjid apakah setelah Shalat Jumat atau waktu lain. Jangan sampai saat darah dibutuhkan, tapi stoknya tidak ada," katanya.

Di masjid besar seperti Nurul Islam yang berada di komplek Islamic Center itu, Kalla menegaskan bila setiap hari bisa terkumpul 100 kantong darah saja, maka sumbangannya akan sangat terasa sekali.

Kegiatan program nasional donor darah berbasis masjid itu kini sedang digencarkan pelaksanaannya di seluruh Indonesia sehingga ke depannya lokasi-lokasi bagi umat untuk menyumbangkan darahnya makin banyak dan bervariasi.

"Kalau biasanya donor darah hanya di kantor PMI saja dan seterusnya dikembangkan ke kantor-kantor dan gedung saat perayaan HUT suatu institusi kini mendonorkan darah juga sudah bisa dilakukan sambil berbelanja di mal dan sekarang di masjid," ujar mantan Wapres RI itu.

Kegiatan donor darah, menurut mantan Menko Kesra itu, sangat bermanfaat tidak hanya bagi orang yang membutuhkan darah, tapi sekaligus menyehatkan pendonor.

Bahkan Kalla menyatakan andaikan pada zaman nabi dahulu sudah ada donor darah,  tentunya ada hadits yang jadi anutan dalam kegiatan kemanusiaan itu.

Di sisi lain ia menyatakan, makin maju perekonomian suatu negara, maka akan semakin besar darah yang dibutuhkan.

Di negara maju, kendaraan makin banyak, sehingga angka kecelakaan lalu lintas juga meningkat dan orang yang kena musibah butuh darah untuk operasi.

Begitu juga dengan bencana alam, ibu melahirkan dan orang sakit yang penanganannya dilakukan melalui operasi.

Kebutuhan darah yang terus meningkat itu terefleksikan dengan terus berdirinya banyak rumah sakit termasuk yang didirikan oleh swasta.

"Kalau ada RS pasti ada darah yang dibutuhkan. Kita ingin jangan sampai misalnya RS di Bekasi tidak memiliki persediaan darah dan selanjutnya minta ke PMI pusat," ujarnya.

Menjadikan masjid sebagai basis donor darah, menurut Kalla adalah hal yang sangat baik. Ini akan menjadi gerakan kemanusiaan yang luar biasa. "Ide ini bisa kita contoh untuk diterapkan di daerah lain," ujarnya.

Dia berjanji akan membantu memfasilitasi pelaksanaan program tersebut, seperti penyediaan mobil layanan donor darah keliling yang dilengkapi tenaga medis dan peralatan pendukung dengan rutin mendatangi masjid-masjid di Kota Bekasi.

    
                   Bank darah
Ketua Bidang Pengembangan Potensi Umat Yayasan Nurul Islam Islamic Center Bekasi, Abid Marzuki mengatakan, program donor darah berbasis masjid ini terinspirasi dari bank darah berbasis mal.

Saat berdikusi dengan PMI, rupanya gagasan tersebut disambut baik. Rencananya, kata Abid, PMI Kota Bekasi akan menyediakan lima unit mobil donor darah yang akan disiagakan secara bergantian setiap Jumat di sejumlah masjid di Kota Bekasi.

Penyebaran mobil donor darah akan dijadwalkan dan dikoordinasikan oleh Yayasan Islamic Center.

Abid mengatakan, setiap darah yang dikumpulkan dari masjid-masjid, kemudian akan dibawa ke kantor PMI Kota Bekasi guna disterilisasi dan disimpan, untuk selanjutnya bisa disalurkan ke rumah sakit atau pihak-pihak yang membutuhkan.

Melaksanakan donor darah di masjid diyakini bisa memberikan nilai lebih karena selain telah berperan dalam proses penyembuhan seseorang, pelaksanaan di tempat suci itu bernilai tambah sendiri.

"Saya siap untuk mendonorkan darah di masjid ketimbang datang ke kantor PMI atau kegiatan sosial lainnya. Di masjid Insya Allah darah yang didonorkan akan makin bermanfaat untuk kesembuhan pasien," ujar seorang pendonor di tempat acara.

Sadikin, si pendonor yang mengaku telah lebih dari 10 kali menyumbangkan darah itu, menyambut baik diversifikasi lokasi yang dilakukan sebagai bagian dari inovasi meningkatkan partisipasi warga.

Dalam pandangan pekerja di sebuah industri baja di kawasan Bekasi itu, mendonorkan darah memberikan banyak manfaat yang tidak terbayangkan sebelumnya dan terpenting darah sendiri mengalir di tubuh banyak orang sebagai amal ibadah, apalagi disumbangkan dengan ikhlas dan mengharapkan Ridho Allah.

Ketua Yayasan Islamic Center Bekasi H Suko Martono menyatakan sangat mendukung program donor darah PMI melalui pencanangan "Program Donor Darah bebasis Masjid" yang ditargetkan akand igulirkan secara nasional dengan dukungan penuh dari seluruh masjid di bawah pengelolaan yayasan Islamic Center yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia.

"Program nasional donor darah ditandai dengan diselenggarakannya aksi donor darah di masjid-masjid setiap Jumat. Dengan demikian masyarakat akan semakin mudah mendonorkan darah," ujarnya.

Pencanangan program tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kerja sama "Program Nasional Donor Daerah Berbasis Masjid" oleh Ketum PMI Jusuf Kalla dan Ketua Yayasan Islamic Center H Suko Martono.

Program itu direncanakan akan berjalan selama satu tahun dan dimulai dari wilayah Bekasi Jawa Barat dengan dukungan pusat Islam setempat.

Dengan tambahan lokasi menyumbangkan darah di masjid setelah mal itu diharapkan kekurangan darah sekitar satu juta kantong pertahun bisa teratasi, apalagi ulama dan kyai ikut mengkampanyekan di masjid, mushalla dan pesantren-pesantren.


 

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2011