Sukabumi (Antara Megapolitan) - Data Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Jawa Barat, mencatat ada 1.200 penderita TB (Tuberculosis) sepanjang 2015.

"Jumlah penderita TB memang cukup tinggi, namun sayangnya hanya sekitar 18 persen yang secara rutin menjalani Voluntary Conseling and Testing (VCT)," kata Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi di Sukabumi, Kamis.

Menurutnya, masih rendahnya penderita TB yang melakukan pemeriksaan kesehatan dan VCT itu menjadi perhatian Pemkot.

Maka dari itu, Wakil Wali Kota menginstruksikan Dinas Kesehatan Kota Sukabumi dan seluruh suskesmas agar lebih fokus menjaring para penderita TB untuk melakukan VCT.

Namun untuk menangani pasien TBC diperlukan manajer khusus yang tugasnya mengingatkan pasien untuk mengkonsumsi obat TB secara rutin dan menjaga kerahasiaan identitas pasien tersebut.

Pemeriksaan VCT kepada pasien TB itu dibutuhkan karena TB seringkali merupakan penyakit penyerta HIV/AIDS.

"Kami juga menggratiskan obat TBC kepada para penderita dan jika dalam pemeriksaan ditemukan adanya virus HIV maka dengan segera di pasien harus mengkonsumsi secara rutin ARV (antiretoviral)," tambahnya.

Sementara Kepala Dinkes Kota Sukabumi Ritanenny Edlien Silyena mengatakan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI, setiap pasien yang positif menderita TB harus diperiksa HIV/AIDS.

Tujuan dari pemeriksaan itu untuk mengantisipasi sebelum virus tersebut menyerang terhadap sistem kekebalan tubuh para penderita TBC.

Sebab jika virus itu sudah menyerang terhadap sistem kekebalan tubuhnya si penderita akan mudah terserang berbagai jenis penyakit.

"Untuk lebih memaksimalkan pelayanan kesehatan kepada pasien TB yang terinfeksi HIV-AIDS, kami sudah petugas puskesmas untuk bisa menangani dan mengobati si pasien," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016