Bogor, 4/7 (ANTARA) - Pertemuan enam universitas Indonesia Jepang (Six University Initiative Jepang Indonesia -SUIJI) dalam The 2nd of SUIJI International seminar yang digelar di Bogor membahas tiga isu global terkait kelangsungan pertanian berkelanjutan di wilayah tropis.

"Pertemuan SUIJI menjadi sesuatu yang sangat penting, dalam pertemuan ini orientasi SUIJI adalah pertanian tropis yang berkelanjutan, fokus tidak hanya untuk ketahanan pangan tapi untuk energi yang terbarukan dan berkaitan dengan obat," kata Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof Pratikno yang menjabat sebagai Ketua SUIJI, saat ditemui di usai pembukaan The 2nd SUIJI International Seminar, di IPB International Convention Center, Bogor, Selasa.

Pratikno menjelaskan, bagi Indonesia yang diklaim sebagai negara agraris terbesar tapi masih mengimpor baik itu beras, gula dan bahan produksi obat, hal ini sangat tidak berimbang.

"Ini sangat krusial bagi kita, negara agraris terbesar dengan bahan baku melimpah tapi mengimpor beras. Kita juga dihadapi dengan tantangan ketahanan obat, dan krisis bahan bakar minyak," katanya.

Menurut Praktikno, kerjasama SUIJI memiliki peran strategis untuk mengoptimalkan kekayaan alam yang melipah demi ketahanan pangan, energi dan obat.

SUIJI menciptakan pendidikan yang melahirkan lulusan yang mampu menyumbang ahli yang ditopang dengan teknologi, melalui pendekatan multidisipliner.

"SUIJI berperan bagaimanan teknologi yang diciptakan dapat dimanfaatkan masyarakat, pemerintah dan industri, agar hulu dan hilirnya sama. SUIJI juga ingin mengembangkan kontribusinya tidak hanya untuk akademisi tapi masyarakat luas dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada," katanya.

Koordinato SUIJI IPB, Rineko Soekmandi menjelaskan, SUIJI adalah kerjasama enam universitas Indonesia dan Jepang dalam bidang pertanian tropis. Kerjasama universitas dari dua negara ini berawal pada 2007 dimana saat itu hanya beranggotakan empat univeristas dua dari Indonesia yakni IPB, UGM, dan dua dari Jepang Ehime University, Kochi Univeristy.

Pada 2010 kerjasama tersebut meluas denvan bergabungnya Univeristas Hasanuddin dan Kagawa University.

"Sejak saat itu dideklarasikan SUIJI atau six university Jepang Indonesia," katanya.

Seminar yang diselenggarakan kali ini merupakan agenda rutin dalam kerjasama SUIJI. SUIJI fokus pada pengembangan pertanian berkelanjutan di wilayah tropis. Program kerja SUIJI telah banyak dilakukan, diantaranya Kuliah kerja nyata (KKN) internasional, dimana mahasiswa akan KKN selama tiba bulan di Jepang, begitu pula sebaliknya.

"Program KKN International sudah berlangsung sejak 2011, jumlah mahasiswa yang dikirim itu masih sedikit yakni 2 hingga 3 orang. Mereka akan KKN disana sekama tiga bulan lamanya," ujarnya.

Selain program KKN Internasional, SUIJI juga memiliki program kerjasama join degree program dimana mahasiswa dari Indonesia akan belajar di Jepang selama satu tahun begitu juga sebaliknya.

Dalam pertemuan kali ini, lanjut Rineko, ada enam poin program utama yang akan dibahas SUIJI yakni tentang kehutanan, pertanian dan kelautan, hidrology, ilmu pangan dan ilmu tanah.

"Ke enam poin ini penting sekali untuk perkembangan nano teknologi unsur hara yang semakin terus meningkat," katanya.

Progam lain yang dilaksanakan SUIJI adalah kerjasama riset dosen dan mahasiswa yang sudah berlangsung secara berkelanjutan sejak 2010 dan 2011.

Menurut Rineko, kerjasama SUIJI sangat penting dan strategis, namun perjalananya belum seimbang karena seluruh kegiatan masih dibiayai oleh Jepang.

"Bukan berarti Indonesia tidak konsen. Pemerintah sudah konsen dengan banyaknya program pendidikan. Kedepan kita akan mengusulkan pelaksanaan KKN mahasiswa ke Jepang atas biaya pemerintah Indonesia, jadi seimbang," katanya.

Untuk jangka panjang, lanjut Rineko mengatakanm SUIJI akan mengembangkan kerjasama join degree menjadi double degree. Join degree sertifikat masternya hanya ada satu yakni dari univeristas asal sementara Jepang hanya mengeluarkan suplement yang menjelaskan kompetensi sudah belajar di Jepang dan hanya untuk satu bidang ilmu.

"Dalam double degree, mahasiswa akan mendapatkan dua gelar di bidang yang berbeda dan gelar juga berbeda," katanya.

The 2nd of SUIJI International Seminar diikui sekitar 50 orang peserta yang terdiri dari rektor, staf universitas dan para dosen dari enam universitas Indonesia dan Jepang. Enam univeristas yang tergabung dalam SUIJI tersebut yakni IPB, UGM, Universitas Hasanudin, Ehime University, Kagawa Univerisity dan Kochi Univeristy.


Laily R

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012