Purwakarta (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jabar, mengeluarkan anggaran lebih dari Rp2 miliar untuk membangun "Kampoeng Maranggi" yang kini ditempati ratusan pedagang sate maranggi secara gratis.
"Anggaran pembangunannya mencapai sekitar Rp2 miliar. Ditambah lagi uang sewa lahan ke PT KAI sebesar Rp824 juta per lima tahun," kata Bupati setempat Dedi Mulyadi di Purwakarta, Kamis.
Ia mengatakan, anggaran tersebut sengaja dikeluarkan Pemkab Purwakarta agar para pedagang sate maranggi khas Plered bisa nyaman berjualan di kios yang telah disediakan. Sedangkan sebelumnya mereka berjualan di sepanjang sisi jalan raya Plered.
"Kampoeng Maranggi" yang berlokasi di depan Stasiun Kereta Api Plered itu mampu menampung 120 pedagang sate maranggi. Di kawasan itu juga tersedia parkir kendaraan yang cukup aman.
Bupati mengingatkan agar para pedagang sate maranggi di "Kampoeng Maranggi" bisa lebih kreatif setelah disediakan kios untuk berdagang oleh Pemkab Purwakarta. Mereka juga diimbau agar menjaga kebersihan "Kampoeng Maranggi".
"Seluruh penghuni (pedagang) sate maranggi di `Kampoeng Maranggi` harus menjaga kebersihan lingkungan, karena kios itu sudah bisa ditempati mereka secara gratis," kata dia.
Untuk sewa lahan ke PT Kereta Api Indonesia DAOP II Bandung, itu sudah ditanggung Pemkab Purwakarta. Sehingga para pedagang sate maranggi yang berjualan di "Kampoeng Maranggi" itu tidak dipungut biaya sewa lahan.
"Kios gratis itu harus disyukuri. Pedagang harus membuat bangku dari bambu agar unsur etniknya terlihat, dicat dengan rapi agar tertanam kerinduan dalam hati konsumen untuk kembali datang membeli maranggi," katanya.
Untuk anggaran pemeliharaan "Kampoeng Maranggi", Dedi mempersilakan para pedagang iuran. Sebab tempat baru mereka berjualan itu membutuhkan pemeliharaan listrik dan air bersih.
Ratusan pedagang sate maranggi yang biasa "mangkal" di pinggir jalan Plered mulai menempati kios barunya pada Rabu (6/4). Kios baru mereka yang diberi nama "Kampoeng Maranggi" mampu menampung hingga ratusan pedagang sate maranggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Anggaran pembangunannya mencapai sekitar Rp2 miliar. Ditambah lagi uang sewa lahan ke PT KAI sebesar Rp824 juta per lima tahun," kata Bupati setempat Dedi Mulyadi di Purwakarta, Kamis.
Ia mengatakan, anggaran tersebut sengaja dikeluarkan Pemkab Purwakarta agar para pedagang sate maranggi khas Plered bisa nyaman berjualan di kios yang telah disediakan. Sedangkan sebelumnya mereka berjualan di sepanjang sisi jalan raya Plered.
"Kampoeng Maranggi" yang berlokasi di depan Stasiun Kereta Api Plered itu mampu menampung 120 pedagang sate maranggi. Di kawasan itu juga tersedia parkir kendaraan yang cukup aman.
Bupati mengingatkan agar para pedagang sate maranggi di "Kampoeng Maranggi" bisa lebih kreatif setelah disediakan kios untuk berdagang oleh Pemkab Purwakarta. Mereka juga diimbau agar menjaga kebersihan "Kampoeng Maranggi".
"Seluruh penghuni (pedagang) sate maranggi di `Kampoeng Maranggi` harus menjaga kebersihan lingkungan, karena kios itu sudah bisa ditempati mereka secara gratis," kata dia.
Untuk sewa lahan ke PT Kereta Api Indonesia DAOP II Bandung, itu sudah ditanggung Pemkab Purwakarta. Sehingga para pedagang sate maranggi yang berjualan di "Kampoeng Maranggi" itu tidak dipungut biaya sewa lahan.
"Kios gratis itu harus disyukuri. Pedagang harus membuat bangku dari bambu agar unsur etniknya terlihat, dicat dengan rapi agar tertanam kerinduan dalam hati konsumen untuk kembali datang membeli maranggi," katanya.
Untuk anggaran pemeliharaan "Kampoeng Maranggi", Dedi mempersilakan para pedagang iuran. Sebab tempat baru mereka berjualan itu membutuhkan pemeliharaan listrik dan air bersih.
Ratusan pedagang sate maranggi yang biasa "mangkal" di pinggir jalan Plered mulai menempati kios barunya pada Rabu (6/4). Kios baru mereka yang diberi nama "Kampoeng Maranggi" mampu menampung hingga ratusan pedagang sate maranggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016