Jakarta (Antara Megapolitan) - Presiden Joko Widodo menerima kedatangan Rais Aam Nahdlatul Ulama (NU) Ma'ruf Amin dan Ketua Umum Pengurus Besar (PBNU) Said Aqil Siroj di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.
"Kami melaporkan bahwa NU akan mengadakan 'International Summit of The Moslem Moderate Leader' (pemimpin-pemimpin Islam Mederat seluruh dunia) yang Insya Allah dilaksanakan 9-11 Mei 2016 dan akan dihadiri 40-60 negara," kata Rais Aam Ma'ruf Amin usai bertemu Presiden di Lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta.
Ma'ruf Amin mengatakan konferensi tersebut untuk menyamakan persepsi terhadap pemberantasan radikalisme dan terorisme yang saat ini makin menguat.
"Radikalisme dan terorisme kita lihat makin menguat, adanya bom Brussel (Belgia), adanya bom di Ankara (Turki), di Lahore (Pakistan) dan berbagai kekerasan-kekerasan yang lain," tuturnya.
Dia mengatakan NU mengajak Organisasi Kerja Sama Negara Islam (OKI) sebagai pemimpin Islam moderat ini harus bersatu untuk menyuarakan dan melakukan langkah-langah antisipasi.
"Kami akan mengadakan pertemuan dan mengundang mereka (pemimpin Islam moderat) untuk mendiskusikan berbagai hal yang kita perlukan," jelas Ma'ruf Amin.
Ketua Umum PBNU Said Aqil mengatakan konferensi yang akan diadakan di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta ini rencananya dibuka oleh Presiden Jokowi.
Aqil mengatakan konferensi ini nantinya akan menghasilkan semacam deklarasi terkait radikalisme, terorisme, juga mendorong kemerdekaan Palestinan dan masalah pemberdayaan ekonomi umat.
Ketua PBNU mengungkapkan Presiden percaya terhadap kepada NU, dari pimpinan pusat hingga pimpinan terbawah yang semuanya anti radikalisme dan terorisme, serta memegang prinsip Islam yang toleran dan moderat.
"Pesiden percaya bahwa NU dari pimpinan pusat sampai ke warganya yang paling bawah semuanya antikekerasan," tegas Said Aqil.
Ketua PBNU juga menjamin bahwa tidak satu pun santri NU, pelajar mahasiswa NU yang terporovkasi atau simpati pada gerakan-gerakan teror.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi didampingi Menteri sekretaris Negara Pratikno, sedangkan dari pihak NU di antaranya Rais Aam NU Ma'ruf Amin, Ketua UMUM PBNU Said Aqil, Sekjen PBNU Helmy Faisal. (Ant).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Kami melaporkan bahwa NU akan mengadakan 'International Summit of The Moslem Moderate Leader' (pemimpin-pemimpin Islam Mederat seluruh dunia) yang Insya Allah dilaksanakan 9-11 Mei 2016 dan akan dihadiri 40-60 negara," kata Rais Aam Ma'ruf Amin usai bertemu Presiden di Lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta.
Ma'ruf Amin mengatakan konferensi tersebut untuk menyamakan persepsi terhadap pemberantasan radikalisme dan terorisme yang saat ini makin menguat.
"Radikalisme dan terorisme kita lihat makin menguat, adanya bom Brussel (Belgia), adanya bom di Ankara (Turki), di Lahore (Pakistan) dan berbagai kekerasan-kekerasan yang lain," tuturnya.
Dia mengatakan NU mengajak Organisasi Kerja Sama Negara Islam (OKI) sebagai pemimpin Islam moderat ini harus bersatu untuk menyuarakan dan melakukan langkah-langah antisipasi.
"Kami akan mengadakan pertemuan dan mengundang mereka (pemimpin Islam moderat) untuk mendiskusikan berbagai hal yang kita perlukan," jelas Ma'ruf Amin.
Ketua Umum PBNU Said Aqil mengatakan konferensi yang akan diadakan di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta ini rencananya dibuka oleh Presiden Jokowi.
Aqil mengatakan konferensi ini nantinya akan menghasilkan semacam deklarasi terkait radikalisme, terorisme, juga mendorong kemerdekaan Palestinan dan masalah pemberdayaan ekonomi umat.
Ketua PBNU mengungkapkan Presiden percaya terhadap kepada NU, dari pimpinan pusat hingga pimpinan terbawah yang semuanya anti radikalisme dan terorisme, serta memegang prinsip Islam yang toleran dan moderat.
"Pesiden percaya bahwa NU dari pimpinan pusat sampai ke warganya yang paling bawah semuanya antikekerasan," tegas Said Aqil.
Ketua PBNU juga menjamin bahwa tidak satu pun santri NU, pelajar mahasiswa NU yang terporovkasi atau simpati pada gerakan-gerakan teror.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi didampingi Menteri sekretaris Negara Pratikno, sedangkan dari pihak NU di antaranya Rais Aam NU Ma'ruf Amin, Ketua UMUM PBNU Said Aqil, Sekjen PBNU Helmy Faisal. (Ant).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016