Kementerian Pertanian (Kementan) meminta Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Perdagangan agar mengoptimalkan pemanfaatan hasil pangan dalam negeri agar mengurangi ketergantungan pada produk impor.

“Di saat krisis, pangan dalam negeri luar biasa tinggi. Singkong itu ekspornya naik 3 kali lipat, artinya produk pangan lokal luar biasa diminati daripada impor,” ujar Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi dalam Webinar Digitalisasi Sebagai Sarana Pencegahan Korupsi, Cegah Korupsi Komoditas dan Optimalisasi PNBP, Rabu.

Suwandi menuturkan ekspor impor merupakan parameter bagi para petani untuk mengambil keputusan dalam bercocok tanam. Pemerintah, katanya, harus menjadikan produksi dalam negeri dan substitusinya sebagai pertimbangan utama dalam menerapkan rencana impor.

“Impor boleh apabila di dalam negeri tidak ada, seperti gandum kita enggak tanam. Tapi jumlahnya selama bisa disubstitusi singkong, tepung sorgum, tepung sagu, kita subtitusi,” ucap dia.

Baca juga: Branding awareness petani milenial, Kementan gelar open day di Subang
Baca juga: Kementan ajak petani manfaatkan Smart Farming dan KUR

Ia pun berpendapat jika neraca keuangan dalam kondisi defisit, pemangku kebijakan tidak terburu-buru mengambil keputusan untuk melakukan impor, namun menggencarkan produksi dalam negeri.

“Jika neraca keuangan surplus itu ekspor. Nah kalau defisit, itu bukan impor tapi itu gencarkan produksi dalam negeri dan impor dibatasi,” katanya.
 

Lebih lanjut Suwandi menyampaikan dalam upaya pencegahan korupsi melalui aplikasi digital perizinan ekspor dan impor SNANK, pemangku kepentingan harus mampu memperbaiki digitalisasi sesuai kebutuhan.

Baca juga: Mentan sampaikan empat pertimbangan terbitnya aturan tentang pupuk bersubsidi

 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kementan serukan optimalkan pangan dalam negeri agar tak melulu impor
 

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022