Hunian vertikal di kawasan Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat makin diminati masyarakat hingga turut mendongkrak realisasi capaian investasi di daerah itu pada tahun ini.

Tingginya angka pembelian hunian vertikal khususnya bagi warga aglomerasi Jabodetabek itu dipengaruhi meningkatnya nilai jual objek pajak harga tanah di kawasan protokol sehingga membuat hunian tapak tidak lagi menjadi pilihan.

"Saat ini jumlah penghuni aktif telah mencapai 500 lebih, sementara jumlah unit yang sudah di-handover (serah terima) sebanyak 1.700-an unit," kata Chief Marketing Office Meikarta Lilies Surjono usai meresmikan unit baru Newton Tower, Senin.

Baca juga: Investasi di Kabupaten Bekasi capai Rp16,5 triliun pada triwulan I/2022

Dia mengaku pihaknya menjadi salah satu pengembang yang turut mendapatkan dampak positif dari peningkatan hunian vertikal. Hingga kini, setidaknya sembilan dari sepuluh menara hunian vertikal telah selesai dibangun dan rampung dipasarkan.

Lilies menyebut serah terima menara kesembilan merupakan langkah terbaru setelah perusahaan menyelesaikan penyerahan unit pada delapan menara sebelumnya.

Salah satu alasan tingginya minat warga tinggal di hunian vertikal yakni fasilitas yang dianggap lebih komplit. Selain itu, lingkungan serta lokasi yang lebih strategis karena berada di kawasan perkotaan. Berbeda dengan hunian tapak yang biasanya berada pada kawasan penyangga.

Baca juga: Pemkab Bekasi kejar target realisasi investasi Rp64 triliun tahun ini

"Konsumen juga dapat tinggal langsung di unit yang telah diserahterimakan. Karena sudah selesai semua infrastrukturnya, serta komersial area Distrik 1 juga sudah banyak tenant untuk kebutuhan sehari-hari," ucapnya.

"Seperti berbagai macam restoran, supermarket, laundry, salon, F&B, bioskop, coffee shop, semua lengkap tersedia. Sehingga bisa langsung dapat menikmati hasil investasi mereka. Selain itu, terdapat juga jaringan kawasan pertokoan yang tersedia di bagian dasar hunian," imbuh dia.

Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bekasi, perumahan menjadi sektor penyumbang investasi daerah yang signifikan. Hingga triwulan pertama 2022 saja, sektor perumahan termasuk kawasan industri dan perkantoran menyumbang investasi daerah sebesar Rp1,9 triliun.

Baca juga: Tokoh masyarakat: Jangan ganggu iklim investasi di Bekasi

Perumahan menjadi sektor investasi terbesar ketiga di Kabupaten Bekasi. Sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi menjadi penyumbang investasi terbesar di Kabupaten Bekasi dengan nilai penanaman modal sebesar Rp6,1 triliun, disusul industri otomotif dan alat transportasi lain sebesar Rp3,9 triliun.

Sedangkan secara keseluruhan, nilai investasi Kabupaten Bekasi pada triwulan pertama tahun ini telah mencapai angka Rp16,5 triliun. Jumlah ini meningkat signifikan dibanding tahun lalu pada periode yang sama.

Pada triwulan pertama 2021 nilai investasi di Kabupaten Bekasi sebesar Rp13,45 triliun atau lebih rendah Rp3,05 triliun dibanding tahun ini. Nilai investasi ini diyakini semakin meningkat, mengingat perekonomian mulai pulih setelah melewati fase terburuk dari pandemi COVID-19.

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022