Sebanyak 10 orang mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor diterjunkan ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan ante mortem pekan lalu. Pemeriksaan ante mortem merupakan pemeriksaan hewan yang dilakukan sebelum hewan dikurbankan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menginstruksikan kepada seluruh Unit Pelaksana Tugas di bawah Kementerian Pertanian untuk melakukan langkah-langkah konkrit seperti pengobatan, pemberian vitamin, vaksinasi dan kegiatan penyuluhan sebagai tindakan preventif virus PMK.

Menteri Pertanian (Mentan) terus mendorong seluruh jajarannya untuk mengadakan kegiatan kolaboratif dengan berbagai pihak sebagai langkah preventif dan kuratif atas adanya penyebaran wabah PMK di berbagai daerah.

Baca juga: Cegah PMK, mahasiswa Polbangtan Kementan pastikan hewan kurban ASUH di konsumsi

“Pemerintah langsung bergerak cepat dengan memberikan bantuan obat, antibiotik, dan vitamin. Meski angka kematian cukup rendah tidak membuat pemerintah menyepelekan PMK. Saya memerintahkan seluruh jajaran hingga tingkat daerah meningkatkan pengawasan”, ujar Mentan.

Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, dalam penanganan PMK perlu juga dilakukan sosialisasi dan advokasi kepada masyarakat agar tidak panik dengan informasi yang simpang siur.

“Kewaspadaan dan disiplin kita semua memegang peranan penting dalam pencegahan penularan PMK ke tempat yang masih sehat. BPPSDMP akan memanfaatkan berbagai kegiatan transfer of knowledge dalam upaya penanggulangan PMK. Hal tersebut guna meningkatkan kompetensi pengendalian dan pemberantasan PMK sekaligus mengurangi penyebaran", papar Dedi.

Baca juga: Polbangtan Kementan siap implementasikan kurikulum SAS21

Dedi juga mengungkapkan bahwa seluruh komponen di bawah BPPSDMP wajib turun, terutama tenaga medik dan paramedik dalam menanggulangi wabah PMK.

Jumadil Patria, salah seorang mahasiswa mengatakan bahwa pemeriksaan ini dilakukan pada beberapa bagian hewan, utamanya hewan kurban.
“Dilakukan pemeriksaan fisik pada berbagai sisi seperti pada bagian dubur, pemeriksaan gizi, moncong kering, saliva mulut, kondisi feses, suhu, nadi, dan pernafasan. Hal tersebut dilakukan dalam mendeteksi infeksi patogen yang terjadi”, ujarnya.

Jumadil menambahkan, bahwa pemeriksaan ini wajib dilakukan. “Pemeriksaan hewan wajib dilakukan dalam posisi berdiri dengan memperhatikan jenis kelamin, umur, patognomonis. sikap dan tingkah laku”, imbuhnya.

Baca juga: Keren! Mahasiswa Polbangtan Kementan berlayar telusuri jalur rempah

Mahasiswa tingkat 3 program studi Kesehatan Hewan ini melakukan pemeriksaan di 7 lokasi wilayah cakupan Kota Bogor, yaitu Kecamatan Bogor Timur,  Kecamatan Bogor Utara, Kecamatan Bogor Selatan, Kecamatan Bogor Tengah, Kecamatan Bogor Barat, dan Kecamatan Tanah Sereal. Tidak hanya pemeriksaan secara fisik, Mahasiswa Polbangtan Bogor juga dikerahkan untuk mengecek, mendeteks, dan mengeliminasi kelainan dari karkas, mendeteksi pemotongan halal dan higienis dari lubang jugularis, esophagus dan pernafasan dengan menggunakan prinsip yang harus dilakukan.

Pewarta: Ardianinda Wisda/Polbangtan Bogor

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022