Badan Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Penelitian Daerah (Bappeda) Kota Depok Jawa Barat dengan Plan Internasional Indonesia membahas rencana kerja sama terkait lingkungan dan kebencanaan.
Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Bappeda Kota Depok, Yulia Oktavia dalam keterangannya, Senin mengatakan kami sepakat untuk menangani masalah pengolahan sampah dan lingkungan.
Namun, pihaknya meminta kepada Plan Internasional Indonesia untuk membantu percepatan target pembangunan. Misalnya mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) membantu Pemkot Depok dalam penanganan anak putus sekolah.
Baca juga: Bappeda: Jumlah penduduk miskin Kota Depok terendah ketiga di Indonesia
Lalu, terkait pemilahan sampah dan kegawatdaruratan bencana, dan mendirikan septik tank untuk mewujudkan Open Defecation Free (ODF) atau Wilayah Bebas Buang Air Besar Sembarangan.
"Bappeda sedang mengembangkan program menggandeng CSR, kerja sama dengan Plan Internasional Indonesia, juga dalam rangka mengajak dunia usaha berkolaborasi membangun Kota Depok. Diharapkan program yang ditawarkan dapat sejalan untuk pencapaian target pembangunan Kota Depok," ujarnya.
Sementara itu Project Manager Urban Nexus Plan Internasional Indonesia, Maulinna Utaminingsih menjelaskan, pihaknya bergerak di bidang sosial yang ingin mendorong partisipasi anak-anak dan remaja dalam proses pembangunan. Plan Indonesia menawarkan kerja sama dengan Pemerintah Kota Depok yang fokus pada pengentasan masalah lingkungan dan kebencanaan.
Baca juga: Angka kemiskinan di Depok terendah se-Jawa Barat pada 2021
Baca juga: Bappeda Depok: Pembangunan atasi masalah sosial perlu libatkan tujuh pihak
"Rencananya, kami akan menjalankan rencana aksi bersama dengan pemuda di Kelurahan Ratujaya dan Cipayung," ucapnya.
Maulinna menuturkan, kedua wilayah ini akan menjadi lokasi fokus (lokus) kegiatan karena dianggap sesuai dengan kriteria yang diinginkan Plan Internasional Indonesia. Yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih rendah, rata-rata pendidikan rendah, dan risiko terjadi banjir cukup tinggi.
"Kami sifatnya ingin membantu pemerintah dalam mengatasi masalah yang ada, semua kegiatan akan dibiayai oleh Plan Internasional Indonesia," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Bappeda Kota Depok, Yulia Oktavia dalam keterangannya, Senin mengatakan kami sepakat untuk menangani masalah pengolahan sampah dan lingkungan.
Namun, pihaknya meminta kepada Plan Internasional Indonesia untuk membantu percepatan target pembangunan. Misalnya mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) membantu Pemkot Depok dalam penanganan anak putus sekolah.
Baca juga: Bappeda: Jumlah penduduk miskin Kota Depok terendah ketiga di Indonesia
Lalu, terkait pemilahan sampah dan kegawatdaruratan bencana, dan mendirikan septik tank untuk mewujudkan Open Defecation Free (ODF) atau Wilayah Bebas Buang Air Besar Sembarangan.
"Bappeda sedang mengembangkan program menggandeng CSR, kerja sama dengan Plan Internasional Indonesia, juga dalam rangka mengajak dunia usaha berkolaborasi membangun Kota Depok. Diharapkan program yang ditawarkan dapat sejalan untuk pencapaian target pembangunan Kota Depok," ujarnya.
Sementara itu Project Manager Urban Nexus Plan Internasional Indonesia, Maulinna Utaminingsih menjelaskan, pihaknya bergerak di bidang sosial yang ingin mendorong partisipasi anak-anak dan remaja dalam proses pembangunan. Plan Indonesia menawarkan kerja sama dengan Pemerintah Kota Depok yang fokus pada pengentasan masalah lingkungan dan kebencanaan.
Baca juga: Angka kemiskinan di Depok terendah se-Jawa Barat pada 2021
Baca juga: Bappeda Depok: Pembangunan atasi masalah sosial perlu libatkan tujuh pihak
"Rencananya, kami akan menjalankan rencana aksi bersama dengan pemuda di Kelurahan Ratujaya dan Cipayung," ucapnya.
Maulinna menuturkan, kedua wilayah ini akan menjadi lokasi fokus (lokus) kegiatan karena dianggap sesuai dengan kriteria yang diinginkan Plan Internasional Indonesia. Yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih rendah, rata-rata pendidikan rendah, dan risiko terjadi banjir cukup tinggi.
"Kami sifatnya ingin membantu pemerintah dalam mengatasi masalah yang ada, semua kegiatan akan dibiayai oleh Plan Internasional Indonesia," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022