Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menilai kemajuan luar biasa dalam reformasi selama beberapa tahun terakhir telah membuat Indonesia menjadi lebih tahan terhadap guncangan.

"Ketika COVID-19 melanda, kekuatan fundamental makro Indonesia berhasil mencegah penurunan yang signifikan, ada penurunan output ekonomi tetapi tidak sedalam di banyak negara lain," ujar Kristalina Georgieva saat mengunjungi Sarinah bersama Menteri BUMN Erick Thohir serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno di Jakarta, Minggu.

Georgieva menyampaikan sangat penting untuk mencegah peningkatan kemiskinan dengan menargetkan bantuan sosial di tempat yang paling dibutuhkan.

Meski dunia menghadapi dampak kondisi geopolitik akibat perang Rusia-Ukraina, namun pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tergolong kuat di atas angka 5 persen dengan nilai inflasi yang relatif rendah sekitar 4 persen.

Ia menyampaikan ada dua kebijakan yang penting untuk dilakukan guna melindungi Indonesia dari dampak eksternal akibat pandemi maupun geopolitik.

Pertama, kebijakan fiskal harus terus berfokus pada bantuan yang tepat sasaran, bukan untuk memberikan subsidi kepada semua orang, termasuk orang kaya, tetapi untuk menargetkan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Menurut Georgieva, jika kebijakan fiskal menghabiskan terlalu banyak anggaran, hal itu dapat mendorong inflasi naik yang bisa menjadi masalah bagi kebijakan moneter.

Langkah kedua, selama krisis akibat pandemi Bank Indonesia (BI) telah memberikan beberapa dukungan moneter bekerja sama dengan pemerintah yang akan selesai akhir tahun 2022.

"Kami sangat menyarankan agar keputusan ini dihormati untuk melindungi ekonomi dari guncangan," kata Georgieva.
 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IMF nilai reformasi jadikan Indonesia lebih tahan guncangan

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022