Bandarlampung (Antara Megapolitan) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung berupa membangkitkan kembali kejayaan Taman Nasional Way Kambas (TNWK), di Kabupaten Lampung Timur (Lamtim), sebagai salah satu ikon wisata Lampung.  

"Untuk itu tim yang terdiri atas Staf Ahli Gubernur Bidang Pembangunan, Kepala BAPPEDA, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kepala Dinas Kehutanan, dan Kepala Dinas Kominfo melakukan observasi dan survey dengan masyarakat setempat. Tim bekerja selama dua hari sejak Sabtu (12/3) hingga Minggu (13/2)," kata Karo Humas dan Protokol Pemprov Lampung, Bayana, di Bandarlampung, Senin.

Bayana menjelaskan lebih lanjut, kelompok pertama yaitu Community Development dengan tugas Pengumpulan data dan informasi dari masyarakat di Desa Labuhan Ratu 9. Kemudian kelompok kedua, yakni Eco-Tourism dengan tugas Pengumpulan data dan informasi kawasan Plang Ijo, SRS, Way Kanan.

Staf Ahli Gubernur Lampung Bidang Pembangunan, Fahrizal Darminto menjelaskan, setelah pengumpulan data dan observasi, dilanjutkan Diskusi bersama Kelompok Community Development.

Tim dari Pemprov Lampung selanjutnya membahas hasil observasi pada Forum Group Discution (FGD) pada hari Senin (14/3) di hadapan Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo, dan Wakil Gubernur, Bachtiar Basri.
Pemaparan rencananya juga dihadiri perwakilan Kementerian Kehutanan, Kementerian Pariwisata RI, Direktur Taman Safari Indonesia, Staff Ahli, Kepala BAPPEDA, Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung.


Libatkan Peran Masyarakat

Kabag Humas pada Biro Humas dan Protokol Pemrpov Lampung, Heriyansyah menambahkan, dalam diskusi tersebut Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim menyampaikan, keterlibatan langsung masyarakat sekitar dalam kelestarian hutan perlu dijadikan solusi dalam rangka menjaga habitat asli hutan.

 Masyarakat perlu merasakan dampak positifnya jika hutan dijaga. "Masyarakatpun harus paham apa yang akan terjadi jika hutan kita rusak. Pemerintah tidak perlu sibuk terus menerus sosialisasi tentang pentingnya menjaga hutan. Namun masyarakat sekitar harus terlibat langsung, betul-betul terpanggil dari kesadaran pribadi, karena mereka langsung menikmati hasil dari kelestarian hutan," ujar Bupati wanita pertama di Lampung ini.

Sementara itu, tokoh senior Pariwisata Lampung, Idrus Djaendarmuda (Yuscas) menyarankan kepada pihak TNWK agar menjalin hubungan baik dengan seluruh pengusaha travel.

"Karena membangun hubungan baik, akan menyamakan visi. Sehingga Way Kambas kembali dikenal sebagai Icon Lampung dan Icon Dunia pelestarian badak, gajah serta habitat lainnya. Kita ingin Lampung menjadi tujuan favorit turis dari berbagai daerah dan mancanegara," ujarnya.

Tentang TNWK

Diketahui, Taman Nasional Way Kambas memiliki luas 125.621,30 hektare (Ha), merupakan perwakilan ekosistem hutan dataran rendah yang terdiri atas hutan rawa air tawar, padang alang-alang/semak belukar, dan hutan pantai di Sumatera.

Gajah-gajah liar yang dilatih di Pusat Latihan Gajah (9 Km dari pintu gerbang Plang Ijo) dapat dijadikan sebagai gajah tunggang, atraksi, angkutan kayu, dan bajak sawah.

Pada Pusat Latihan Gajah (PLG) tersebut, dapat disaksikan berbagai atraksi gajah. Adapun Patroli Gajah di TN Way Kambas Pusat latihan gajah  didirikan pada tahun 1985. Sampai saat ini telah berhasil mendidik dan menjinakan gajah sekitar 290 ekor. Namum yang tersisa tinggal 40-an ekor lagi. (Rls/MTh).

Pewarta: Humas Permprov Lampung

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016