Sukabumi (Antara Megapolitan) - Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan ada sembilan kecamatan yang masuk dalam daerah paling rawan terdampak bencana tsunami.

"Sembilan kecamatan tersebut memiliki pesisir dan berada di garis pantai," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sukabumi, Irwan Fajar kepada Antara di Sukabumi, Kamis.

Menurutya, kesembilan kecamatan tersebut antara lain Kecamatan Ciracap, Tegalbuleud, Ciemas, Ciwaru, Cisolok, Palabuhanratu, Cikakak Simpenan dan Surade.

Selain karena dekat dengan pesisir pantai, kondisi kecamatan tersebut landai sehingga jika terjadi bencana yang tidak diinginkan tersebut maka paling pertama terkena dampaknya.

Namun demikian lanjut dia upaya untuk meminimalisasikan dampak bencana tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemkab Sukabumi seperti untuk membuat jalur evakuasi dan memasang alat deteksi dini tsunami.

Tetapi sayangnya, masih ada beberapa kecamatan yang belum memiliki alat deteksi tsunami atau tsunami early warning system (TEWS) dan jalur evakuasi.

"Yang paling kami khawatirkan jika terjadi tsunami adalah wilayah Tegalbuleud dan Ciracap, karena daerah tersebut tidak terdapat bukit terdekat dengan pantai," tambahnya.

Irwan mengatakan Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah rawan terjadi tsunami karena terdapat patahan dan lempeng bumi serta kerap menjadi pusat gempa bumi.

Tetapi, perairan laut Sukabumi ini merupakan laut dalam dan terdapat palung laut sehingga diharapkan jika terjadi tsunami tidak seperti di Aceh.

Upaya lainnya untuk mencegah dampak kerusakan dan jatuhnya korban jiwa pihaknya juga mengimbau kepada warga dan seluruh lembaga untuk menanam pohon bakau di sepanjang pesisir pantai untuk menahan gelombang tsunami dan terjadinya abrasi pantai.

"Kami selalu berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan berbagai kegiatan seperti simulasi dan antisipasi terjadi bencana," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016