Bogor (Antara Megapolitan) - Relawan Komunitas Peduli ASEAN mengajak warga Jabodetabek untuk mempromosikan Indonesia dengan cara unik dan sederhana menggunakan kaos bertuliskan nama provinsi, kota, kabupaten di NKRI.

"Caranya mudah, datang ke `Car Free Day` dengan menggunakan kaos bertuliskan nama daerah masing-masing, atau bisa juga dengan kaos bertuliskan kuliner Indonesia, tujuan wisata, budaya atau produk lokal," kata Hariqo Wibawa Satria, pendiri Relawan Komunitas Peduli ASEAN, dalam siaran pers kepada Antara di Bogor, Senin.

Hariqo mengatakan, setiap warga Indonesia adalah diplomat bagi daerah dan negaranya. Tugas seorang diplomat adalah mendiplomasikan, memperjuangkan kepentingan nasional sebagai tugas bersama.

"Diplomat tidak hanya yang kuliah di jurusan HI atau bekerja di KBRI, tapi semua kita adalah diplomat," katanya.

Menurutnya, landasan itulah yang melahirkan gagasan untuk melakukan kegiatan promosi Indonesia melalui cara penggunaan kaos nama daerah.

"Mari kita gotong royong mempromosikan Indonesia mulai dari darat dan udara," katanya.

Ia mengatakan, aksi mempromosikan Indonesia dengan cara serupa juga dilakukan oleh generasi muda di masing-masing daerah.

"Anak-anak muda tujuan sama, Indonesia juara di ASEAN, caranya bisa ada dan boleh beda-beda," katanya.

Kegiatan tersebut, lanjut dia, rencananya akan dimulai di Jakarta pekan depan setelah Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam (KTT-OKI).

"Pekan depan kampanye ini bisa kita laksanakan, diharapkan beberapa komunitas di Jabodetabek menyelenggarakannya," kata dia.

Ketua Panitia Kampanye Promosi Indonesia, Hafyz Marshal mengatakan, kampanye akan dimulai pagi dengan titik kumpul di depan Bank Indonesia, Jalan Sudirman, Jakarta, kemudian berjalan bersama hingga Bundaran HI.

Komunitas Peduli ASEAN (KAPAS) berdiri 22 Januari 2010, memiliki tujuan untuk meningkatkan gotong royong generasi muda untuk menjadikan Indonesia juara di ASEAN dan meningkat gotong royong generasi muda dalam memperjuangkan kepentingan nasional di kancah internasional.

"Ruang lingkup diplomasi Indonesia tentu bukan sebatas di ASEAN tetapi juga dunia. ASEAN kita jadikan sebagai target awal membangun kesadaran ini," kata Hariqo menambahkan.

Tidak hanya itu, lanjut Hariqo, dengan kampanye promosi Indonesia menggunakan kaos nama daerah juga dapat menjadi peluang usaha bagi pemuda di daerah untuk memproduksi kaos aneka model dan gambarnya.

Menurutnya, dari 34 provinsi di Indonesia dan 500 lebih kota dan kabupaten di Indonesia bisa dibuat kaosnya dan dipasarkan baik secara lokal maupun internasional.

Saat ini daerah yang sudah menjalankan kegiatan tersebut baru Yogjakarta dan Bali. Sedangkan untuk nama kuliner baru Gudeg, Oncom dan Sirup Campolai.

"Kaos ini hendaknya informatif, menyajikan informasi yang dapat dinikmati masyarakat bila melihatnya. Seperti sejarah singkat nama daerah itu, atau nama kuliner tersebut," katanya.

Di tingkat ASEAN, lanjutnya, tiga negara yang cukup berhasil mempromosikan daerahnya melalui kaos yakni Thailand, Singapura dan Malaysia.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016