Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, program Keluarga Berencana (KB) seharusnya tak hanya dijalankan oleh istri tapi juga memerlukan partisipasi aktif dari suami.

"Partisipasi suami penting sekali menurut saya karena jika selama KB hanya dibebankan kepada istri itu tidak fair. Yang hamil istri, melahirkan istri, KB juga istri, kan tidak fair," kata Hasto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa (28/6) malam.

Saat ini, terdapat dua pilihan kontrasepsi bagi pria yakni kondom dan vasektomi. Vasektomi merupakan kontrasepsi yang dilakukan untuk memutus pengeluaran sperma dari testis. Dengan demikian, air mani yang dikeluarkan saat ejakulasi tidak mengandung sperma sehingga tidak dapat menyebabkan kehamilan.

Sayangnya, berdasarkan data BKKBN, kata Hasto, saat ini partisipasi suami dalam program KB hanya 5 persen.

Baca juga: BKKBN: Program KB investasi penting bagi SDM Indonesia yang berkualitas
Baca juga: KB alami bisa dipilih jika ogah pakai kontrasepsi
Baca juga: Pemkab Purwakarta berikan edukasi KB untuk tujuan kesejahteraan masyarakat

Minimnya partisipasi suami dalam program KB disebabkan oleh rendahnya pengetahuan tentang KB pria hingga kekhawatiran bahwa vasektomi dapat mengganggu fungsi testis.

Padahal, Hasto mengatakan, vasektomi tidak akan mengganggu fungsi testis maupun menyebabkan suami menjadi impoten. Pasalnya, menurut dia, saat ini telah banyak akseptor KB pria yang menceritakan pengalamannya bahwa kehidupan seksual mereka bersama istri tetap berjalan baik.

"Vasektomi itu bukan kebiri. Masih jauh. Jangan salah mengartikan. Vasektomi itu hanya mengikat saluran supaya spermanya tidak keluar, gitu aja," tegasnya.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kepala BKKBN tegaskan KB perlu partisipasi aktif dari suami

Pewarta: Suci Nurhaliza

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022