Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mencermati jeda waktu antara pengumuman hasil Pemilihan Presiden 2024 menuju pelantikan presiden yang berdurasi 8 bulan dan mengkhawatirkan kemungkinan munculnya dualisme kepemimpinan nasional.
“Presiden terpilih dari Pilpres 2024 akan menjadi magnet bagi semua kekuatan politik. Sebaiknya kita berikan kesempatan yang baik dan penuh bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bekerja sampai masa jabatannya berakhir,” kata Fahri dikutip dari keterangannya di Jakarta, Minggu.
Ia mengkhawatirkan durasi jeda waktu yang cukup panjang dari pengumuman hasil Pilpres 2024 hingga pelantikan presiden pada Oktober 2024 akan membuyarkan konsentrasi pemerintahan Presiden RI Joko Widodo.
Baca juga: Peneliti: Muhaimin Iskandar harus realistis hadapi Pilpres 2024
Baca juga: Moeldoko disebut bisa jadi "kuda hitam" di Pilpres 2024
Baca juga: Bima Arya: PAN simpati kepada Gubernur Jabar Ridwan Kamil untuk bursa pilpres 2024
Adanya jeda waktu selama 8 bulan sebelum pelantikan presiden terpilih diselenggarakan, tutur Fahri melanjutkan, akan mengakibatkan semacam dualisme kepemimpinan nasional.
Oleh karena itu, ia berharap publik dan seluruh jajaran pemerintahan agar dapat memastikan pemerintahan Presiden Jokowi dapat berjalan dengan baik hingga masa jabatannya berakhir.
Pernyataan tersebut ia sampaikan di dalam webinar Moya Institute bertajuk Pemisahan Pilpres dengan Pileg: Tinjauan Strategis yang diselenggarakan secara daring pada Jumat (24/6).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Fahri Hamzah cermati 8 bulan jeda menuju pelantikan hasil Pilpres 2024
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
“Presiden terpilih dari Pilpres 2024 akan menjadi magnet bagi semua kekuatan politik. Sebaiknya kita berikan kesempatan yang baik dan penuh bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bekerja sampai masa jabatannya berakhir,” kata Fahri dikutip dari keterangannya di Jakarta, Minggu.
Ia mengkhawatirkan durasi jeda waktu yang cukup panjang dari pengumuman hasil Pilpres 2024 hingga pelantikan presiden pada Oktober 2024 akan membuyarkan konsentrasi pemerintahan Presiden RI Joko Widodo.
Baca juga: Peneliti: Muhaimin Iskandar harus realistis hadapi Pilpres 2024
Baca juga: Moeldoko disebut bisa jadi "kuda hitam" di Pilpres 2024
Baca juga: Bima Arya: PAN simpati kepada Gubernur Jabar Ridwan Kamil untuk bursa pilpres 2024
Adanya jeda waktu selama 8 bulan sebelum pelantikan presiden terpilih diselenggarakan, tutur Fahri melanjutkan, akan mengakibatkan semacam dualisme kepemimpinan nasional.
Oleh karena itu, ia berharap publik dan seluruh jajaran pemerintahan agar dapat memastikan pemerintahan Presiden Jokowi dapat berjalan dengan baik hingga masa jabatannya berakhir.
Pernyataan tersebut ia sampaikan di dalam webinar Moya Institute bertajuk Pemisahan Pilpres dengan Pileg: Tinjauan Strategis yang diselenggarakan secara daring pada Jumat (24/6).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Fahri Hamzah cermati 8 bulan jeda menuju pelantikan hasil Pilpres 2024
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022