Selain bir pletok, ada juga ikon Betawi lainnya yakni kerak telor.

Makanan legenda itu bisa dikatakan memiliki nasib hampir serupa dengan bir pletok yang berupaya tetap eksis di tengah gempuran kuliner Barat dan kekinian.

Kuliner yang terbuat dari bahan utama ketan, telor, dan serundeng itu kerap menjadi incaran masyarakat yang rindu dengan makanan tradisional Jakarta.

Penyajian sederhana dan cara memasak menggunakan arang dalam tungku menjadikan makanan khas Betawi itu unik.

Meski begitu, tidak banyak tempat dan penjual ditemukan secara merata di Ibu Kota yang menghadirkan kerak telor.

Biasanya, kerak telor dijual secara individu oleh pedagang keliling atau di beberapa titik saja yang bisa dihitung jari.

Baca juga: Para perawat ikon Betawi bagian 1

Selain itu, panganan tersebut biasanya ada ketika hajatan hingga festival atau pameran yang diadakan pemerintah seperti PRJ.

Yusuf Saepudin merupakan satu dari sejumlah pedagang kerak telor yang hadir di ajang pameran terbesar di Indonesia itu.

Ia mengaku meneruskan tradisi sang kakek yang melestarikan makanan kerak telor.

Kini, ia tetap eksis menjajakan kerak telor di kawasan Banjir Kanal Timur (BKT) Duren Sawit, Jakarta Timur agar masyarakat tidak lupa dengan makanan khas Betawi.
Selain kuliner, ada juga ondel-ondel yang juga ikon budaya Betawi.

Serangkaian HUT ke-495 DKI Jakarta, sejumlah seniman ikut berpartisipasi memeriahkan hajatan, dengan menampilkan kreasi sepasang boneka besar khas Betawi itu.

Seniman Suprayogi merupakan salah satu pegiat ondel-ondel dari Jagakarsa, Jakarta Selatan yang hampir tiap tahun memamerkan kreasinya.

Baca juga: Gado-gado dan soto betawi laris di Vancouver

Pada hajatan HUT DKI, ia akan memamerkan 12 boneka yang terbuat dari anyaman bambu itu di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada 19 Juni 2022.

Suprayogi mengharapkan melalui pameran itu masyarakat lebih mengenal ondel-ondel secara utuh sehingga berkembang ke arah lebih positif demi pelestarian budaya Jakarta.

Seniman yang menggeluti ondel-ondel sejak 1999 itu menilai pameran khusus tersebut akan menjadi wadah melestarikan seni dan budaya asli masyarakat Betawi.


Dukungan eksistensi

Bir pletok, kerak telor dan ondel-ondel adalah ikon budaya Betawi yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Nomor 11 tahun 2017 tentang Ikon Budaya Betawi.

Selain ketiga ikon itu, lima ikon budaya Betawi lainnya yakni kembang kelapa, ornamen gigi balang, baju sadariah, kebaya kerancang, dan batik Betawi.

Dalam Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi, penyelenggaraan pelestarian juga meliputi delapan ikon budaya Betawi tersebut disamping soal kepurbakalaan, film, museum, sejarah hingga sastra.

Pelestarian kebudayaan Betawi menjadi krusial di tengah modernitas masyarakat Jakarta.

Sebagai wadah berkumpulnya masyarakat Betawi, Badan Musyawarah (Bamus) Betawi juga memegang kunci untuk mendukung pelestarian budaya Jakarta.

Ketua Umum Bamus Betawi Riano P Ahmad menjelaskan organisasinya memberikan dukungan pelestarian kebudayaan Betawi di antaranya fasilitasi seniman, perajin dan UMKM melalui pelatihan digital.

Selain itu, untuk memberikan perlindungan mereka diajak mendirikan koperasi Betawi yang tujuan akhir semuanya adalah untuk budaya Betawi lestari dan terjaga, agar bisa terus berkelanjutan.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022