Aroma semerbak rempah begitu terasa ketika memasuki rumah produksi minuman tradisional yang dikelola Abdul Mutakin di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Ada aroma jahe, cengkih, hingga kapulaga di dalam rumah bercat kuning yang dinamakan Rumah Produksi Bir Pletok Bang Isra.

Di rumah produksi yang berada di tengah kediaman bergaya Betawi itu, Abdul bersama kakak-kakaknya menjalankan usaha keluarga, meracik bir pletok khas Betawi.

Dibantu enam orang pekerja, ia memproduksi minuman tradisional penghangat tubuh itu sejak 2017.

Para pekerja itu adalah ibu-ibu rumah tangga di sekitar rumahnya yang digandeng untuk menghidupkan usaha skala mikro tersebut.

Mereka berbagi tugas, ada yang meracik rempah, memasak hingga mengemas minuman berwarna merah itu menjadi dua ukuran, ada yang berukuran 250 mililiter dan 600 mililiter.

Baca juga: Pak Djarot Menginginkan Makanan Khas Lokal Betawi Dikenal Dunia

Untuk sekali produksi, ia membutuhkan sekitar 10 kilogram jahe yang dipasok dari Pasar Induk Kramat Jati dan bahan rempah lain yang jumlahnya kurang dari satu kilogram.

Rata-rata per hari, ia mampu memproduksi sekitar 500 botol bir pletok tanpa pengawet, dengan rata-rata produksi tiga kali dalam satu minggu.
Karyawan Bir Pletok mengemas produk minuman tradisional khas Betawi itu yang siap kirim di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (15/6/2022). ANTARA/HO-Bir Pletok Bang Isra/Dewa

Adapun nama Bang Isra diambil dari nama almarhum sang kakak yang menginisiasi pengembangan kuliner khas Betawi melalui usaha keluarganya.

Sebagai putra Betawi asli, Abdul ingin berkontribusi untuk melestarikan budaya Bir Pletok yang menjadi salah satu ciri khas Jakarta.

Kehadiran berbagai merek minuman hingga aneka kopi gaya milenial tidak menyurutkan niatnya untuk mengembangkan bir pletok.

Ia yakin bir pletok terus diminati karena dari sisi produksi, bahan baku berupa rempah cukup mudah didapatkan sehingga bisa tetap berjalan agar keberadaannya tetap eksis.

Awalnya, minuman itu diproduksi hanya sebatas acara keluarga dan kerabat atau hanya hadir di kegiatan seremonial atau pameran seperti Pekan Raya Jakarta (PRJ).

Baca juga: Wali Kota Bekasi Hadiahkan Dodol Betawi

Dengan produksi berkelanjutan, ia pun memasok bir pletok di sejumlah titik di antaranya kawasan wisata budaya Setu Babakan, restoran hingga tempat publik seperti stasiun kereta di Tebet, Jakarta Selatan.

"Rasa tanggung jawab kami terhadap budaya Betawi itu tetap ada, faktor ekonomi juga tetap kami jalani sehingga berimbang," kata bapak dua anak itu.

Bir pletok merupakan minuman tradisional yang sejatinya tidak mengandung alkohol, alias tidak memabukkan.

Rempah yang diracik menjadi bir pletok semua rempah yang biasa ditemukan di Tanah Air yakni jahe, cengkih, serai, biji pala, kapulaga, kayu manis, kayu secang, daun pandan, daun jeruk, lada, cabai jawa, dan gula.

Minuman tradisional itu dipercaya memiliki khasiat untuk menghangatkan tubuh dan menjaga daya tahan tubuh.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Para perawat ikon Betawi

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022