Bendahara Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin menegaskan tindakan aparat kepolisian yang menangkap pimpinan Khilafatul Muslimin sudah benar dan mengingatkan masyarakat bahaya organisasi  tersebut.
 
"Keberadaan organisasi  tersebut adalah teror terhadap negara. Tindakan polisi sudah benar," kata Addin dalam keterangannya, Rabu.

Addin menjelaskan bahwa Khilafatul Muslimin adalah sebuah gerakan terorganisir dan sistematis yang mengkampanyekan khilafah dan ingin mengganti ideologi Pancasila. Oleh karena itu apa yang dilakukan oleh polisi, yakni menangkap pimpinan Khilafatul Muslimin sudah benar. 

Menurut Addin, keberanian kelompok Khilafatul Muslimin yang melakukan kampanye secara terbuka, berupa pawai, pembagian selebaran dan publikasi jaringan perwakilan mereka di berbagai daerah menunjukkan kalau mereka sudah siap menjadi pemantik gerakan-gerakan teror atas nama agama. 

"Aparat penegak hukum harus mampu membongkar secara tuntas kelompok yang sudah secara terang terangan merongrong NKRI," kata pria mantan Ketua Umum PB PMII itu. 

Addin mendorong Polri mengungkap aliran dana organisasi tersebut, termasuk menyisir semua jaringan dan sel sel mereka. 

"Harus dipastikan juga berbagai dokumen, jejak digital, komunikasi dan semua aktivitas pemimpin Khilafatul Muslimin bisa terdeteksi," katanya. 

Addin mengingatkan apa yang dilakukan kelompok khilafah ini bisa memantik berbagai varian kelompok mereka untuk bergerak sehingga harus betul-betul diwaspadai. 

Terbukti, kampanye ideologi dan kaderisasi mereka jalan. Jangan sampai organisasi semacam ini menjadi besar dan bergerak terus. Ini akan menjadi ancaman nyata terhadap NKRI dan Pancasila. 

"Ini menjadi ancaman serius. Menggunakan nama-nama sahabat Nabi yang suci sebagai nama lembaga pendidikan mereka. Ini harus dibongkar dan dibabat habis ideologi dan gerakan mereka. Jika tidak, akan menjadi teror di kemudian hari. Pimpinan mereka adalah residivis kasus terorisme," kata Addin. 

Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada masyarakat jangan terprovokasi ideologi mereka. Pupuk dan gerakkan terus Islam yang ramah, damai, toleran. Beragamalah seperti pada umumnya cara beragama di Indonesia. 

"Hati hati dalam memilih lembaga pendidikan, terutama pesantren. Jangan karena gratis, apalagi ada embel embel nama nama sahabat nabi, terus sesuai dengan ajaran ahlussunnah wal jama'ah," katanya.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022